Semarang, Gatra.com - Pelaksanaan pemilu serentak pada Februari 2024 di Jawa Tengah (Jateng) tercatat menelan korban jiwa sebanyak 67 petugas pemilu meninggal dunia.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana pada rapat koordinasi “Dukungan Elemen Satuan Kerja (DESK) Pilkada Serentak tahun 2024” di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (26/3).
Nana menyebutkan 67 orang petugas pemilu yang meninggal terdiri atas anggota Kelompok Pelaksana Pemungutan Suara (KPPS), Pantian Pemilih Kecamatan (PPK), pengawas pemilu, pantarlih, hingga anggota Satlinmas.
“Ini memperihatinkan kita, karena cukup banyak, ada 67 yang meninggal. Kejadian akan menjadi evaluasi kita bersama, agar tidak terjadi lagi di Pilkada serentak 2024,” katanya. Pelaksanaan pemilihan kepada daerah (Pilkada) gubernur, bupati, dan wali kota dijadwalkan pada 27 November mendatang.
Kendati menelan korban 67 petugas pemilu, menurut Nana pelaksanaan Pemilu 2024 di Jateng berjalan lancar dan sukses. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 82,5 persen atau di atas target 80 persen.
Selain itu, tahapan Pemilu 2024 juga berjalan lancar, situasi dan kondisi berlangsung secara kondusif, aman, dan tertib, tidak ada gangguan sama sekali.
“Pemilu 2024 ini menjadi pembelajaran dalam pelaksanaan Pilkada ke depan agar bisa aman dan sukses,” ujarnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya Jakarta ini, menambahkan melalui kegiatan rapat koordiasi DESK Pilkada Serentak tahun 2024 untuk menyinkronkan dan menyinergikan persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak di Jateng.
Nana meminta DESK Pilkada dapat bekerja optimal dalam mewujudkan pilkada berkualitas. Setiap permasalahan yang berpotensi muncul harus segera diketahui sejak dini, sehingga bisa cepat diambil langkah dan kebijakan penyelesaian masalah.
"Pilkada bisa berjalan kalau situasi kondusif. Kita harus bersinergi. Forkopimda provinsi serta kabupaten dan kota harus solid, kalau ada masalah itu tugas kita bersama menyelesaikan,” ujarnya.
Sementara, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng, Handi Tri Ujiono menyatakan, anggota KPPS yang meninggal sebanyak 14 orang tersebar di beberapa daerah seperti Magelang,Kendal,Wonosobo, dan Purbalingga.
“Penyebab meninggalnya anggota KPPS secara umum karena kormobit penyakit bawaan. Mereka yang meninggal dunia mendapatkan santunan,” katanya.