Home Ekonomi Ini Alasan Telkom Tak Pilih IPO untuk Memonetisasi Data Centernya

Ini Alasan Telkom Tak Pilih IPO untuk Memonetisasi Data Centernya

Jakarta, Gatra.com – AVP Shareholder Relation Telkom, Achmad Faisal, menjelaskan alasan PT Telkom Indonesia (Persero) berupaya menggandeng mitra strategis untuk melakukan monetisasi pusat data Telkom pada tahun 2024 dibanding dengan melakukan initial public offering (IPO).

“Kita [ada] beberapa skenario bisa kita laukan untuk monotesasi ini. Yang jelas kita tidak IPO ya,” kata Achmad Faisal dalam konferensi pers bertajuk “Business Update” Telkom di Jakarta pada Senin malam (25/3).

Ia menyampaikan, pihaknya mencari mitra strategis atau strategic partner untuk memonetisasi data center pada tahun 2024. Monetisasi data center ini merupakan langkah strategis.

“Tahun ini kita coba tawarkan kerja sama mencari strategic partner. Itu rencana kita akan lakukan monetisasi data center di tahun ini,” katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, salah satu syarat yang akan dijadikan partner adalah perusahaan tersebut sudah berpengalaman di kancah internasional atau skala global dan mempunyai penjualan yang sangat bagus.

“Jadi nanti expertise, nanti kita bisa saling melengkapi atau nanti dengan perusahaan besar yang mempunyai kompetensi di bidang data center,” ujarnya.

Achmad menjelaskan, Telkom memilih mencari mitra strategis daripada menempuh skema IPO karena IPO memerlukan proses yang relatif lama dan kondisi sekarang tidak kondusif.

“Dari kacamata bisnis bahwa perusahaan yang IPO di masa ini hampir 75 persennya kurang baik sehingga itu bukan jalan pilihan kami,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, juga masih ada ancaman global terhadap makro ekonomi 2024, di antaranya masih tingginya suku bunga. Atas dasar ini, Telkom lebih memilih untuk mencari mitra strategis guna memonetisasi pusat data tersebut.

Achmad menjelaskan, untuk memuluskan pelaksanaan monetisasi data center atau pusat data ini, pihaknya akan meningkatkan kapasitas pusat datanya dari 42 MegaWatt (MW) menjadi mininal setara dengan pusat data Singtel sebesar 55 MW.

Selain itu, Telkom juga telah mengangkat penasihat bisnis (business advisor) untuk memuluskan monetisasi pusat data atau data center tersebut. Pengangkatan penasihat bisnis ini dilakukan karena Telkom menerapkan prinsip kehati-hatian.

“Sementara kami juga butuh financial advisor, namun masih dalam pencarian. Hopefully bisa cepat ketemu, baru kami bisa melangkah maju untuk mencari strategic partner ini,” katanya.

27

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR