Jakarta, Gatra.com - Wacana perluasan kawasan aglomerasi yang mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur) dinilai menghadirkan sejumlah peluang dan tantangan. Utamanya, peluang tersebut berkaitan dengan integrasi pembangunan.
Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar menilai, potensi aglomerasi Jakarta harus dibarengi dengan integrasi pembangunannya tersebut. Apalagi jika tingkat urbanisasi di Jakarta tetap tinggi, hal ini akan menambah permasalahan. Utamanya adalah soal risiko peningkatan angka pengangguran yang saat ini juga tinggi.
"Semua harus pararel, masalah ekonomi banyak sekali pengangguran di Jakarta yang kita harus menciptakan lapangan kerja," ujat dia dalam keterangan tertulis, Selasa (26/3).
Bakal Calon Gubernur DKI ini pun menilai, pendekatan pembangunan Jakarta dalam merespon wacana aglomerasi pun harus berubah. Zaki memandang, kini Jakarta sekarang bukan lagi daerah industri, melainkan jasa. Sehingga, peningkatan softskill masyarakat dan kesempatan bekerja harus jadi poin pembangunan yang diprioritaskan.
"Sebagai daerah pusat bisnis dan ekonomi, kesempatan bekerja akan terbuka apabila kesempatan usaha kita buka seluas-luasnya. Beda dengan industri, kita bisa bantu pabrik yang mempekerjakan 5.000-10.000 karyawan, di Jakarta tidak memungkinkan lagi," tutur Zaki.
Oleh karenanya, Zaki melihat potensi pemanfaatan Balai Latihan Kerja (BLK) di Jakarta untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil, sehingga bisa mengisi kebutuhan industri. Seperti yang dilakukan di Tangerang.
Di antaranya pembekalan pelatihan untuk tukang cukur, juru masak, tenaga pengamanan, tenaga kebersihan, supir pribadi, asisten rumah tangga hingga pengasuh bayi. Ini telah menjadi kebutuhan masyarakat Jakarta yang aktivitasnya padat.
"Lapangan kerja yang pada saat ini demand-nya sangat tinggi di Jakarta, kenapa tidak kita bekali masyarakat Jakarta untuk mendapatkan skill tersebut," tegas Zaki