Jakarta, Gatra.com – Santri dan santriwati di empat pondok pesantren (Ponpes) mendapatkan pelatihan keahlian grooming class (make up artis), literasi, menjadi content creator melalui kegiatan digitalpreneur, dan barbershop.
Para santri atau santriwati di Ponpes Lirboyo di Kediri, dan Ponpes Paciran di Lamongan, Jawa Timur (Jatim); Ponpes Miftahul Huda di Banjar, Jawa Barat; dan Ponpes Al Munawwir Kompleks Q di Krapyak, Yogyakarta.
Pelatihan tersebut merupakan upaya memberdayakan santri yang dilakukan Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle), lembaga yang didirikan sejumlah kiai, para profesional nahdliyin, dan adik Gus Dur, Lily Wahid.
Pelatihan untuk meningkatkan keahlian atau skill para santri dan santriwati di bulan suci Ramadan tersebut digelar NU Circle bekerja sama dengan PT Paragon Corp.
“Alhamdulillah, bersama PT Paragon Corp, NUC kembali hadir bersinergi menjadi penggerak kebaikan dan memberdayakan santri di pesantren,” kata HB. Arifin, Sekjen NU Circle, dalam keterangan pers, Minggu (24/3).
Arifin dalam pembukaan acara pelatihan bertajuk “Paragon Goes to Pesantren” di Ponpes Al Munawwir, Kompleks Q - Krapyak Yogyakarta, akhir pekan ini, menjelaskan, berbagai pelatihan tersebut dilakukan pihaknya untuk memberikan keterampilan hidup (life skill) agar santri berdaya.
Santri putri memilih kegiatan grooming class sebagai pengembangan talentanya menjadi perias. Setidaknya, kemampuan merias wajah bisa dipraktikkan untuk dirinya sendiri.
Sementara itu, santri putra memilih kegiatan digitalpreneur. Kegiatan literasi berupa pelatihan menulis konten dan menulis di media massa juga mendapatkan minat dan antuasiame santri.
“Banyak santri putri yang gembira bisa praktik langsung menggunakan berbagai peralatan make up dan produk kosmetik untuk mempercantik diri dan teman-temannyan,” kata dia.
Arifin menyampaikan, praktik ini dibimbing langsung para ahli kecantikan dari Wardah (salah satu brand PT Paragon), sehingga teori dan praktik bisa dimiliki para santriwati.
Kegiatan digitalpreneur sangat dibutuhkan santri yang mengelola Lembaga Penyiaran, Media, dan Publikasi milik Pesantren. Para santri diajari bagaimana menggunakan handphone biasa agar bisa menghasilkan gambar dan hasil video yang luar biasa.
Dibantu oleh para profesional, kegiatan ini sangat diminati para santri untuk mengembangkan konten-konten di pondok pesantren yang bisa dipublikasikan sebagai bagian dari publikasi dakwah.
“Kegiatan peningkatan keterampilan (upskilling) ini baru tahap awal. Insyaallah, usai Lebaran Idulfitri, pihak pesantren dapat memilih kegiatan lanjutan untuk memperdalam dan meningkatkan talenta santri hingga memperoleh sertifikat profesional,” katanya.
Arifin melanjutkan, PT Paragon Corp telah menggandeng 18 lembaga yang bertugas melatih dan membimbing para santri untuk memperdalam keterampilannya hingga profesional.
Sementara itu, Ketua Pondok Al Munawwir Kompleks Q, Nur Hidayatur Rohmah, mengatakan berbahagia dengan kegiatan yang dihelat NU Circle bersama PT Paragon Corp. Pelatihan seperti ini dapat memberikan pengalaman baru bagi santri sekaligus bisa menjadi bekal keterampilan santri ketika lulus nanti.
Pihak Paragon Corp yang diwakili Dwi Lesmana menyampaikan, kegjatan pemberdayaan santri di pesantren merupakan komitmen dan bakti perusahaan kepada santri dan pondok pesantren.
Menurutnya, pemilik dan pendiri PT Paragon Corp adalah juga seorang santriwati. Santri yang berjuang dari bawah hingga kini memiliki belasan ribu karyawan dan menjadi perusahaan kosmetik dengan tingkat kepercayaan sebagai produk kosmetik halal terdepan di Indonesia.