Jakarta, Gatra.com - Dalam Kick off Indonesia Future Network (IFN), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya pemanfaatan bonus demografi dalam target Indonesia Emas 2045.
Budi Gunadi mengingatkan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Indonesia Emas. Jika Indonesia tak bisa memanfaatkan bonus demografi, maka Indonesia tak akan menjadi negara maju.
"Pak Presiden sudah mengingatkan soal Indonesia Emas di tahu 2045. Itu artinya, Indonesia harus menjadi negara maju," kata Budi Gunardi, dilansir dalam keterangannya, Ahad (24/3).
Menurut Budi Gunadi, pendapatan nasional bruto atau gross national income (GNI) bisa tembus hingga US$ 13 ribu saat terjadi bonus demografi. Bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibanding usia non produktif (65 tahun ke atas).
"Kenapa kesehatan itu penting bagi sebuah negara, karena dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia, bangsa yang bisa menembus ke angka 13 ribu GNI per kapita, itu terjadi saat-saat yang spesifik. Yaitu saat bonus demografi," katanya.
Budi menegaskan, jika sebuah negara gagal memanfaatkan bonus demografi, maka negara tersebut akan terjebak di level negara menengah.
"Dan negara yang gagal GNI 13 ribu di saat bonus demografi, atau lima tahun sesudahnya, Itu akan selamanya di negara menengah, atau middle income trap, terjebak dia karena tak ada momentum lagi," katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, IFN juga turut merumuskan kebijakan-kebijakan menuju Indonesia Emas 2045 melalui berbagai diskusi.
"Hasil dari setiap diskusi akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah saat ini maupun pemerintahan yang akan datang," ujarnya.
Diketahui, Indonesia Future Network merupakan forum ekslusif untuk mempertemukan potential leaders yang telah menempatkan posisi middel-top management di lintas sektor dengan para menteri terkait untuk memastikan legasi presiden Jokowi menjadi pondasi inovasi bagi stakeholder masa depan menuju Indonesia Emas 2045.
Perserta IFN dipilih melalui proses kurasi ketat (talent scouting) oleh tim Kantor Staf Presiden dengan memproyeksi para talenta terkait kualitas yang istimewa, reputasi dan potensi menjadi pionir di 5-10 tahun mendatang untuk memimpin di sektor strategis mereka masing-masing.
IFN merupakan program kolaborasi dari Kantor Staf Presiden, Kemenpora, Bappenas, Perkumpulan Warga Muda, Pijar Foundation, Huawei dan Privy.