Pati, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), mengungkapkan gempa di Blora pada (20/3) dan gempa Tuban (22/3) merupakan pertanda jika Sesar Kendeng (Sesar Naik Pati) masih aktif.
Kalakhar BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, menilai, gempa bumi yang terasa hingga wilayah Pati, menunjukkan jika Cesar Kendeng masih aktif. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk waspada.
"Kita masyarakat Pati harus waspada dengan kejadian gempa siang dan sore ini. Meskipun kejadiannya jauh di wilayah Tuban, tetapi ini menunjukkan bahwa sesar Kendeng masih aktif. Pergerakan Sesar Kendeng inilah yang menyebabkan gempa di Tuban," ujarnya, Jumat malam (22/3).
Meski gempa tersebut terjadi di Perairan Tuban dan efeknya terasa sampai kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. Namun dibeberkan, belum ada laporan kerugian akibat bencana alam tersebut.
"Belum ada info korban rumah atau bangunan rusak, korban harta benda, maupun korban luka, ataupun meninggal dunia," kata Martinus.
Sebelumnya, BMKG mencatat sebanyak 16 kali aktivitas gempa bumi susulan usai gempa magnitudo 6,0 yang di-update menjadi M 5,9 mengguncang Tuban, Jatim, Jumat (22/3).
Gempa bumi Tuban memiliki parameter update dengan magnitudo M5,9. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT. Tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 126 kilometer arah Timur Laut Tuban pada kedalaman 10 kilometer.
Mengutip keterangan akun sosial media (Sosmed) @DaryonoBMKG, gempa Blora juga tercatat terjadi pada Rabu, 20 Maret 2024 pada pukul 09.38.21 WIB yang mengguncang wilayah Kabupaten Blora dan sekitarnya dengan kekuatan magnitudo 2,8.
Episenter di darat, 5 km Timur Laut Blora, kedalaman 11 Km dipicu sesar lokal dirasakan di Desa Palon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora intensitas III MMI dan tidak merusak belum ada susulan. "Gempa Blora M2,8 ini diduga dipicu picu oleh aktivitas Sesar Naik Pati (Pati Thrust)," tulisnya di Twitter yang dikutip Gatra.com pada Sabtu (23/3).
Sesar Naik Pati, di masa lalu acap kali memicu terjadinya gempa kuat dan merusak di sejumlah wilayah. Di antaranya pada tahun 1890, pernah mengakibatkan guncangan sangat kuat yang menimbulkan kerusakan parah di Kabupaten Pati, mencapai skala intensitas VI-VII MMI, dengan radius kerusakan mencapai sekitar 500 km dari kekuatan 6,8 magnitudo.