Home Nasional Suksesnya Pembangunan IKN Bisa Bercermin dari Solo

Suksesnya Pembangunan IKN Bisa Bercermin dari Solo

Solo, Gatra.com – Kesuksesan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa bercermin dari pembangunan Kota Surakarta. Di mana Surakarta merupakan ibu kota baru yang dipindahkan oleh Mataram dari Kartasura.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Smart City Kota Solo, Sutanto, dalam acara diskusi 'Ngabuburit bareng influencer, sudah sejauh mana pembangunan IKN?'. Dalam diskusi yang diadakan di Monumen Pers pada Jumat (22/3) ini, Sutanto menjelaskan bahwa Solo memiliki pengalaman untuk membangun, bukan hanya kota namun sebuah ibu kota.

"Raja Jawa punya pengalaman itu, memindahkan ibu kota," ujarnya.

Dalam pemindahan ini, ada value-value yang disertakan. Misalnya saja ada dua beringin yang ditempatkan bersampingan. "Maka orang Jawa paham betul value ini. Sebab kumpulan makna itu membangun value dan kumpulan value itu membangun believe atau kepercayaan," katanya.

Sutanto mencontohkan bahwa ada pujangga Yosodipuro berhasil menyukseskan pemindahan ini karena berhasil mendetailkan mengenai berbagai macam hal yang dipercayai masyarakat pada saat itu.

"Terbukti hingga kini beringin tersebut masih ada. Masih hidup hingga hari ini. Karena ini ada believe dari orang-orang. Di sana ditaruh believe nasional kita. Value apa yang harus dijalankan," ujarnya.

Saat ini pemerintah sudah memiliki sumbu kebangsaan sebagai simbol dari IKN tersebut. Sehingga menurut Sutanto, perlu ditarik lebih jauh mengenai maknanya, kemudian disusun value-nya.

"Sehingga bisa di-breakdown sampai ke believe, orang pasti tidak akan merusak. Ini Indonesia, orang yang punya kepercayaan, punya believe," ujarnya.

Sementara itu, Chief Urban Mobility Otorita IKN (OIKN), Resdiansyah, menambahkan bahwa pembangunan IKN ini tidak terjadi dalam satu malam saja. Pemerintah menargetkan pembangunan IKN berlangsung hingga 20 tahun ke depan, yakni hingga 2045.

"Ini kota masa depan, sudah dipikirkan sejak zaman Soekarno dulu. Tapi baru bisa direalisasikan sekarang," katanya.

Menurutnya, ini perlu dukungan banyak pihak. Selain itu, ekonomi harus didistribusikan secara merata, seperti ke Kalimantan, bukan hanya Jawasentris.

"Dan tentunya alasan lain, Kalimantan itu minim disaster," katanya.

Terkait pemindahan ibu kota ini, Resdiansyah mengakui jika pemerintah tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Namun pemerintah belajar dari banyak negara yang sudah memiliki pengalaman memindahkan ibu kotanya.

"Lesson learn-nya, kita belajar dari negara yang gagal memindahkan ibu kotanya. Kita tidak ingin gagal, apalagi seribu kilometer jauhnya. Bukan seperti Putrajaya yang hanya pindah beberapa puluh atau beberapa ratus kilometer saja," ujarnya.

Terkait pembangunannya, saat ini pemerintah menargetkan 6.600 ha lahan terbangun. Lahan ini merupakan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) klaster 1A. Rencananya klaster 1A ini ditargetkan bisa selesai bulan Agustus mendatang, sehingga pemerintah bisa menyelenggarakan perayaan HUT kemerdekaan di IKN.

"Untuk klaster 1B dan 1C masih proses. Totalnya sampai klaster 9C. Untuk kawasan pemerintahan akan berada di klaster 1A, 1B, dan 1C. Saat ini semua negara menunggu untuk melihat sesuatu yang unik, yakni smart forest city," jelasnya.

5165