Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didorong oleh permintaan domestik yang baik di konsumsi rumah tangga dan investasi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, investasi di sektor bangunan lebih tinggi dari prakiraan, ditopang oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif pemerintah.
Baca juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen pada Maret 2024
Sedangkan konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan tetap terjaga, meskipun perlu terus didorong untuk mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.
“Tetap baiknya permintaan domestik tecermin pada sejumlah indikator, seperti Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Riil, dan PMI Manufaktur yang berada di zona optimis,” kata Perry dalam konferensi pers pengumuman hasil rapat dewan gubernur bulanan bulan Maret 2024, Rabu (20/3).
Baca juga: Proyeksi Bos BI Terkait Perekonomian Global: AS dan India Kuat, China Masih Lemah
Sementara itu, ekspor barang diprakirakan belum kuat seiring penurunan permintaan dari negara mitra dagang utama, khususnya untuk komoditas CPO, besi baja, dan batu bara, sedangkan ekspor jasa khususnya pariwisata tumbuh kuat.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, kata Perry, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7-5,5%. Menurut Perry, BI akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik.