Jakarta, Gatra.com - Sejumlah massa yang berunjuk rasa menolak pemilu curang membubarkan diri dari depan Gedung KPU RI, Jakarta Pusat pada Senin (18/3) malam.
Pantauan Gatra.com dilokasi, massa aksi mulai membubarkan diri sekitar pukul 19.45 WIB. Satu per satu massa kembali ke rumahnya masing-masing setelah puas menyampaikan aspirasinya.
Aksi kali ini berlangsung kondusif. Tak ada bentrokan yang sempat terjadi.
Massa aksi hanya melakukan aksi bakar ban hingga membakar spanduk besar yang berisikan foto Jokowi, Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, hingga Hakim MK Anwar Usman.
Selain itu, sore tadi juga sempat muncul massa tandingan yang berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka menyuarakan dukungan terhadap pemerintah Presiden Jokowi.
Saat azan magrib berkumandang, massa aksi dari masing-masing kelompok juga sempat melakukan buka puasa bersama hingga salat magrib berjemaah.
"Demo berjalan kondusif. Massa sudah membubarkan diri tadi pukul 19.45 WIB," kata Kapolsek Metro Menteng Bayu Marfiando saat ditemui.
Meski demo telah berakhir, Bayu mengatakan, arus lalu lintas di depan KPU RI sementara masih dilakukan penutupan sampai waktu yang belum ditentukan.
"Arus lalin sementara masih ditutup," ungkap Bayu.
Diketahui, Mantan Danjen Kopassus, Mayjen (Purn) Sunarko mengikuti aksi unjuk rasa di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3).
Demontrasi yang dihadiri ratusan orang itu menuntut agar Pemilu 2024 digelar dengan adil. Sebab, menurut mereka, kontestasi demokrasi saat ini justru diduga diwarnai dengan berbagai kecurangan.
Sunarko mengatakan, dugaan kecurangan pemilu yang terjadi disebabkan karena Presiden Joko "Jokowi" Widodo. "Sutradara kecurangan ini adalah Jokowi, KPU itu hanya operator," kata dia saat ditemui di di tengah-tengah massa.
Pihaknya mengingatkan kepada KPU agar menghentikan penghitungan suara. Untuk kemudian dilakukan audit forensik.
Sunarko memastikan, kedatangannya dalam aksi itu merupakan keinginan pribadinya dan tak ada dorongan dari pihak mana pun.
"Mengingatkan kepada KPU agar menghentikan perhitungan suara curang. Untuk itu mereka harus mau diaudit forensik," ungkapnya.
"Karena kita sudah tahu kecurangan dari Sabang sampai Merauke sudah terbuka," lanjut Sunarko.
Sunarko dikenal sebagai loyalis Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu. Nama Soenarko ikut terseret dalam kasus dugaan makar terkait isu people power yang digaungkan kubu Prabowo-Sandiaga Uno. Ia juga sempat tersandung kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal hingga dituding sebagai pelaku makar.