Jakarta, Gatra.com – Badan Kebijakan Transportasi (BKT) mengungkapkan hasil survei yang dilakukan bersama Kementerian Perhubungan dan Badan Pusat Statistik (BPS), terkait perkiraan perilaku warga dalam menghadapi musim Mudik Lebaran 2024.
Adapun survei on line ini diadakan di 38 provinsi, dan melibatkan sampel 48.170 orang. Dari hasil survey ini diperkirakan ada sekitar 71,7% responden yang merencakana untuk melakukan perjalanan saat Lebaran nanti, atau sekitar 193,6 juta orang. Jumlah ini mengalami kenaikan 69.8 juta orang dari tahun 2023 yang mencapai 123,8 juta orang
Menurut Kepala BKT Robby Kurniawan. survei ini diharapkan bisa memberikan informasi potensi pergerakan dan pola pergerakan masyarakat untuk perumusan kebijakan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2024.
Berikut adalah beberapa temuan dari Survei yang dilakukan:
1. Pulau Jawa masih jadi tujuan terbanyak (59,54%). Sedangkan daerah tujuan terbanyak, yaitu:
Jawa Tengah 31,81% (61,6 Juta orang)
Jawa Timur 19,44% (37,6 Juta orang)
Jawa Barat 16,59% (32,1 Juta orang)
DI Yogyakarta 6,06% (11,7 Juta orang)
DKI Jakarta 3,35% (6,4 Juta orang)
2. Moda angkutan mudik pilihan pemudik
Kereta Api Antar Kota 20,30% (39,32 Juta)
Bus 19,37% (37,51 Juta)
Mobil Pribadi 18,29% (35,42 Juta)
Sepeda Motor16,07% (31,12 Juta)
Mobil Sewa 6,01% (11,64 Juta)
3. Pilihan Waktu Mudik
H-2, Senin 8 April 2024 13,7% atau 26,6 Juta orang
H-4, Sabtu 6 April 2024 11,98 % atau 23,2 Juta orang
H-3, Ahad 7 April 2024 11,94% atau 23,1 Juta orang
4. Puncak Arus Balik
H+2, Sabtu 13 April 2024 11,51% (22,30 juta)
H+3, Ahad 14 April 21,16% (40,99 juta)
H+4, Senin 15 April 2024 12,00% (23,24 juta)
H+5, Selasa 16 April 2024 8,43% (16,32 juta)
Terkait temuan ini BKT memberikan catatan, jika survei ini dilaksanakan dua bulan sebelum lebaran, sehingga minat masyarakat untuk mudik pada saat lebaran nanti bisa saja berubah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor ekonomi, sosial, kesehatan, dan faktor cuaca.
Pemilihan moda dalam survei merupakan minat/keinginan/perkiraan masyarakat untuk menggunakan moda tersebut pada saat lebaran, yang bisa saja berubah pada realisasinya misalnya karena keterbatasan kapasitas pada angkutan umum, naiknya harga tiket dan sebagainya.
Hasil survei dapat digunakan untuk perencanaan sebagai mitigasi untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pergerakan yang luar biasa.