Purworejo, Gatra.com - Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener di Desa Gubtur, Kecamatan Bemer, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, terus dikebut. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) selaku pelaksana proyek, ditarget harus selesai pada akhir tahun 2024 ini.
Material paling penting adalah batu andesit sebagai pengisi main dam. Batu andesit ini diambil dari quarry di Desa Wadas, Kecamatan Bener yang berjarak 10 KM dari lokasi bendungan.
Kemarin Sabtu (16/03), BBWSSO melaksanakan uji coba blasting (meledakkan) lahan berbatu andesit di Desa Wadas. Tujuannya, untuk mengetahui dampak getaran serta respon warga seperti apa, akan digunakan sebagai bahan evaluasi.
"Trial (uji coba) blasting kami laksanakan Sabtu. Lokasi uji coba jauh dari permukiman warga Desa Wadas. Lokasi blasting dekat wilayah Desa Kaliwader, sudah sosialisasi. Uji coba ini untuk mengecek getaran suara, dampaknya, respon warga seperti apa, akan dijadikan bahan evaluasi. Jika aman terkendali, blasting akan segera dimulai," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bener, M Yushar Yahya, Sabtu (16/03/2024).
Proses blasting ini menjadi tontonan warga yang penasaran. Dalam uji coba blasting ini, 20 bahan peledak ditanam pada 20 lubang yang kemudian diledakkan secara bersamaan.
Kedalaman lubang untuk menanam bahan peledak pada tahap uji coba ini adalah 3 meter. Nantinya, saat proses penambangan, bahan peledak akan ditanam oada kedalaman maksimal 9 meter.
"Ini adalah peledakkan perdana (uji coba). Sudah dilakukan pengamanan pengukuran getaran, pengujian radius metode aman. Hal ini dilakukan karena terlait dengan hal-hal, isu-isu sebelumnya yang menyimpang. Kami ingin membuktikan metode ledakan semuanya aman. Kemarin ngobrol, juga dijelaskan semuanya masyrakat sudah mengetahui, sudah menjalankan prosedur," terang Jauhari, Project Manager (PM) PT Maleo Rachma Info Abadi, kontraktor blasting quarry Wadas.
Menurut Jauhari, getaran blasting di Desa Kaliwader (lokasi terdekat), getarannya 0,29. Rumah warga di Desa Kaliwader dan Desa Wadas masuk kategori kelas 3.7571.2023.
"Ambang batas keruskaan di angka 7 sampai 12 mm per detik. Uko getar 3 titik yakni di Dusun Randuparang, Kaligendol (keduanya masuk Desa Wadas) dan Desa Kalliwader. Ini trial semuanya. Rencana 3 kali uji coba untuk menemukan metode yang cocok, teruskan produksi. Uji coba kedua, rencana Senin (18/03), selanjutnya dievaluasi," jelas Jauhari.
Sementara itu, salah satu warga yang menyaksikan jalannya blasting adalah Zaroh Khotib. Ia mengaku penasaran dan khawatir akan dampak blasting bagi rumahnya dan warga lain di sekitar lokasi quarry.
"Iya, aman lah. Kan itu (blasting) dampaknya besar. Ya tentu khawatir. Takut gimana-gimana dampaknya gitu. Sekarang lihat ledakannya lega, aman, alhamdulillah. Jarak terdekat sekitar 300 meter. Paling dekat sini. Sejauh ini belum ada dampak," ujar Zaroh.
Selain uji coba blasting, dilakukan pula pengukuran getaran di 3 lokasi yang berdekatan dengan lokasi quarry. Ketiga lokasi tersebut berada di Dusun Randu Parang, Dusun Kaligendol, Desa Wadas serta Dusun Bedug Desa Kaliwader.