Pati, Gatra.com - Gelombang pengungsi dari Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mulai terjadi, Jumat (15/3). Pasalnya, banjir yang menggenangi permukiman warga telah mencapai 80 sentimeter.
Plt Sekretaris Desa Doropayung, Saleh mengatakan, sudah ada ratusan orang yang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mengingat, genangan banjir semakin meninggi.
Rinciannya, sebanyak 61 keluarga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sementara 56 keluarga mengungsi ke rumah kerabat, dan sedikitnya lima keluarga mengungsi ke Balai Desa Doropayung.
"Di balai desa sudah ada yang mengungsi, baru lima keluarga. Paling banyak mengungsi ke kerabat itu ada 56 KK atau 126 orang," ujarnya di lokasi, Jumat (15/3).
Meski begitu, tidak sedikit warga yang memilih untuk tetap tinggal, meski tinggi genangan semakin naik. Seiring dibukanya Bendung Wilalung pada pagi tadi.
Saleh mengungkapkan, total 212 rumah dengan 260 KK atau 646 warga terdampak bencana, sejak Selasa (12/3). Banjir mencapai ketinggian yang cukup memprihatinkan pada Kamis (14/3) hingga Jumat (15/3).
"Banjir di Doropayung mulai terjadi Selasa kemudian surut lagi dan mulai kemarin naik lagi. Untuk ketinggian saat ini di pekarangan sekitar 10 sentimeter hingga sentimeter, kalau di dalam rumah sekitar 5-65 sentimeter, bervariasi," terangnya.
Salah satu warga Wahyo mengaku terpaksa mengungsi lantaran banjir di kediamannya sudah meninggi. Hingga saat ini, ketinggian banjir di rumahnya mencapai 60 sentimeter.
"Itu hitungan lantai rumah saya tinggi. Ada yang dalam lagi sampai sekitar 80 sentimeter. Saya ya ngungsi ke rumah anak," ungkapnya.
Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya mengimbau, agar masyarakat waspada seiring dibukanya Bendung Wilanglung. Di mana sangat dimungkinkan area yang terdampak bencana bertambah dan ketinggian genangan meningkat.
"Tinggi muka air di sungai Juwana maupun aliran sungai-sungai kecil yang bermuara ke sungai Juwana akan naik. Ini akan berpotensi membuat banjir di desa maupun area persawahan akan kembali terendam. Menyebabkan aliran sungai-sungai kecil yang bermuara di sungai Juwana terhambat, akhirnya akan membanjiri desa-desa baik di areal persawahan maupun pemukiman," paparnya.