Padang, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, kini mulai bergerak dalam menyalurkan air bersih ke sejumlah titik bencana wilayah Kabupaten Pesisir Selatan.
Penyaluran air bersih ini juga atas arahan Gubernur Sumbar, Mahyeldi usai meninjau titik-titik terdampak bencana tersebut beberapa hari lalu. Upaya ini dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi warga setempat yang kesulitan mengakses air bersih.
"Kita sudah kerahkan tim untuk menyalurkan air bersih ke Pesisir Selatan, ini juga atas instruksi Pak Mahyeldi agar tidak ada lagi warga di sana yang tak terakses air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy pada Kamis, (14/3/24) sore.
Terlebih lagi, menurutnya dalam suasana bulan puasa ini air bersih sangat dibutuhkan. Sayangnya, sejumlah daerah Pesisir Selatan kini kesulitan air bersih usai diterjang banjir, banjir bandang, dan longsor enam hari lalu.
Rudy menjelaskan, sejak hari pertama Pesisir Selatan dilanda banjir dan longsor, warga setempat sudah kehilangan air bersih. Pasalnya, sumber mata air yang ada selama ini kini dipenuhi lumpur bercampur material, batu, pasir, dan kayu.
"Sumber air selama ini tidak berfungsi, sungai dan sumur warga dipenuhi lumpur, keruh, sehingga tak layak dikonsumsi dan tidak baik bagi kesehatan," jelasnya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Fajar Sukma menambahkan, penyaluran air bersih dilakukan oleh anggota Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBD Sumbar.
Dia mengatakan, gerak cepat tim BPBD Sumbar menyalurkan air bersih ini dalam rangka memenuhi kebutuhan warga Pesisir Selatan pasca dilanda bencana alam. Apalagi, sumber air bersih di daerah setempat kini belum berfungsi dengan baik.
"Penyaluran air bersih ini gerak cepat kita, sebab air ini menjadi kebutuhan dasar. Baik untuk minum, mandi, mencuci, dan lainnya," ucap Fajar.
Penuturan Fajar, penyaluran air bersih ke warga terdampak bencana di Pesisir Selatan ini, BPBD Sumbar juga kerja sama dengan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS).
Diketahui, bencana alam yang melanda Pesisir Selatan terjadi 7-8 Maret 2024 lalu akibat tingginya intensitas hujan. Setidaknya 14 kecamatan wilayah setempat terdampak bencana banjir, banjir bandang, dan longsor.
Akibat bencana alam dahsyat tersebut, 23 orang meninggal dunia, 6 orang hilang, 28.329 KK atau 74.934 terdampak. Lalu, 866 unit rumah rusak berat, 139 unit rumah rusak sedang, 579 unit rumah rusak ringan, dan 22.906 unit rumah ikut terendam banjir.
Tak hanya itu, 28 unit sekolah dan 36 sarana ibadah, dan 1 unit sarana kesehatan juga terendam banjir. Lalu, 16 unit jembatan rusak/putus, 355 meter jalan rusak, 175 meter tebing penguat sungai runtuh, 5.427 hektar lahan pertanian terendam, 1.935 unggas dan 25 ekor ternak juga terdampak.
Data sementara kerugian ditaksir mencapai Rp212.585.668.478,- jumlah warga yang masih terpaksa mengungsi 580 KK atau 1.935 jiwa. Selain itu, warga terdampak sangat menanti uluran tangan, terutama kebutuhan sandang dan pangan, seperti pakaian, obat-obatan, perlengkapan bayi dan perempuan, serta makan-minum.