Home Gaya Hidup Tradisi Masyarakat Lombok Sambut Ramadan: Dari Ziarah Makam Keramat hingga Mandi Bersih

Tradisi Masyarakat Lombok Sambut Ramadan: Dari Ziarah Makam Keramat hingga Mandi Bersih

Mataram, Gatra.com - Tradisi masyarakat nusantara menjelang datangnya bulan suci Ramadan berbeda-beda. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, laku masyarakat Lombok menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan berbagai aktivitas baik spiritual sekaligus rekreasi.

Kegiatan spiritual bisa saja dilakukan dengan melakukan ziarah kubur ke makam orang-orang tua atau keluarga yang dituakan yang sudah meninggal. Begitu pula ziarah kubur ke makam-makam keramat yang diyakini sebagai ulama, Tuan Guru, penyebar agama islam. Tokoh agama juga tak luput dilakukan bersama anggota keluarga, sesambil membawa sajian makanan berbagai rupa dan rasa.

Masyarakat Lombok menyebut tradisi ini sehari menjelang tiba bulan Ramadan yakni Bersinan. Tradisi bersinan biasanya dilakukan dengan mandi-mandi bersama keluarga di pantai yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan makam keramat di sekitarnya. Setelah melakukan ziarah kubur, warga biasanya langsung mandi atau bersih-bersih dipantai.

Selain itu, masyarakat Lombok menyebutnya sebagai tradisi penampahan. Tradisi dimaksud ditandai dengan prosesi mandi sapar atau mandi besar atau mandi junub. Ini sebagai perantara untuk membersihkan diri baik secara lahir maupun batin.

Dalam tradisi ini, masyarakat Lombok melakukannya dengan cara beragam keyakinan. Ada warga yang melakukan prosesi mandi di rumah mereka masing-masing. Ada juga yang mandi besar di danau atau sendang sebagaimana banyak dijumpai di sejumlah air terjun terkenal di Lombok. Seperti di Air Terjun Kembang Kuning (Otak Kokok), Air Terjun Sendang Gile di Lombok Utara atau di Taman Raja Kolam Air Awet Muda, Narmada, Lombok Barat, bahkan di pemandian Sesaot.

“Ada juga warga Lombok yang melakukan prosesi penampahan ini dengan mandi di pantai baru, membilasnya dengan air tawar. Mandi di pantai diyakini sebagai cara untuk meluruhkan segala jenis kesalahan dan dosa,” kata Budayawan Lombok L Sahnan kepada Gatra.com, Selasa (12/3).

Sahnan mengatakan laut lepas nan luas juga dipercaya bisa menghanyutkan semua keburukan yang ada dalam diri seseorang. Setelah mandi di pantai, mereka akan melanjutkan dengan mandi dengan air tawar.

Tujuannya untuk mensucikan diri sebelum masuk ke bulan Ramadan.

Selain itu, kaum uslim di Lombok lanjut, juga akan melakukan aksi saling memaafkan dengan keluarga, kerabat dan tetangga. Ini bertujuan untuk melebur kesalahan sebelum memasuki bulan puasa. Setelah acara ziarah dan bermaaf-maafan ini selesai, umat Islam di sini bakal mengadakan pengajian atau dzikir bersama.

Kegiatan ini disebut juga acara “Roahan” atau kenduri (selamatan) yang biasanya dilakukan di masjid atau mushola. Ada pula yang menggelar pengajian atau dzikir di rumah warga.

575