
Blora, Gatra.com - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau biasa disebut elpiji melon mulai dirasakan warga di Kabupaten Blora, Jawa Tengah di awal bulan suci Ramadan. Kelangkaan ini memicu harga elpiji melon tersebut mengalami lonjakan di pasaran.
Sri Jaya, warga Kelurahan Tambahrejo mengaku sudah kesulitan mencari gas subsidi tersebut sejak 3 hari lalu. Iapun sudah berusaha mencari hingga keluar desa namun tetap tidak ada.
"Gas sulit mas. Ini tadi aku rebus air kehabisan gas sudah cari kemana-mana gak dapat. Sampai keluar desa tetangga juga tidak ada," katanya, Selasa (12/3).
Sri mengaku baru mendapatkan gas setelah mencarinya hingga ke Desa Kamolan yang jaraknya cukup jauh.
"Tadi saya telepon keponakan di Kamolan untuk mencarikan di sana. Tapi katanya harganya naik," ungkapnya.
Kondisi serupa juga dialami warga lainnya, Sukinah. Ia mengaku harga gas melon saat ini sudah mencapai Rp25 ribu. Padahal sebelumnya hanya sekitar Rp21 ribu.
"Iya barangnya sulit. Di pengecer saja biasanya dikasih agen 10 tabung kini hanya 5 saja. Harganya juga mahal, Rp25 ribu. Iya mau puasa harga-harga pada naik, terus bagaimana ini," ujarnya.
Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg sudah dirasakan warga di Desa Klopoduwur, Blora, Jawa tengah bernama Sumar. Bahkan harga gas tersebut saat ini tembus Rp 27 ribu.
"Iya benar mas. Sudah seminggu ini sulit. Barangnya langka, harganya mahal disini bisa sampai Rp27 ribu itu di pengecer," katanya.
Salah satu satu agen elpiji 3 kg di Desa Kamolan, Agus mengungkapkan kelangkaan elpiji disebabkan tingginya permintaan selama bulan Ramadan.
"Kalau pengiriman barang sebenarnya gak terlambat ya mas. Masih seperti biasa Selasa dan Kamis kalau di tempat saya. Cuma ya itu begitu dapat kiriman langsung habis, karena kan permintaan untuk ruwahan banyak. Ini saja sudah banyak yang diantrikan, padahal barang baru datang besok," jelasnya.