Fukushima, Gatra.com - Jepang memperingati 13 tahun peristiwa gempa dan tsunami dahsyat yang menghantam Fukushima, Jepang. Bencana ini merenggut nyawa hampir 20.000 orang, menghancurkan kota-kota, dan melumpuhkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Dampak radiasi masih terasa hingga hari ini.
Hingga kini, banyak yang belum diketahui tentang kondisi inti reaktor yang meleleh di PLTN Fukushima Daiichi. Para ahli masih belum bisa memastikan lokasi pasti material berbahaya ini, dan belum ada sampel yang berhasil diambil.
Misteri Reaktor yang Belum Terpecahkan
Sekitar 880 ton material radioaktif terkubur di dalam tiga reaktor yang rusak. Jumlah bahan bakar yang meleleh ini 10 kali lipat lebih banyak daripada yang dikeluarkan dari Three Mile Island setelah peristiwa lelehan sebagian inti reaktor di sana pada tahun 1979. Pejabat Jepang memperkirakan proses pembersihan akan memakan waktu 30-40 tahun, namun para ahli meragukan optimisme ini.
Para ahli terus berupaya untuk mempelajari reruntuhan reaktor dan mencari cara aman untuk mengeluarkan material berbahaya. Robot penyelidik telah digunakan untuk mengintip ke dalam reaktor, namun terkendala masalah teknis, radiasi tinggi, dan komplikasi lainnya. Pengambilan sampel pertama dijadwalkan dilakukan tahun ini dari reaktor No. 2 yang mengalami kerusakan paling ringan. TEPCO, operator PLTN, sedang mengembangkan alat yang menyerupai pancing untuk mengambil sampel.
TEPCO telah mencoba mengambil sampel menggunakan lengan robot. Petugas kesulitan membawa robot melewati puing-puing, dan berharap pada bulan Oktober mereka dapat menggunakan perangkat sederhana yang menyerupai pancing untuk mendapatkan sampel awal.
Bahan bakar di reaktor No. 1 yang rusak parah sebagian besar jatuh dari inti reaktor ke dasar tangki penahan utama. Sebagian bahan bakar menembus dan tercampur dengan fondasi beton, sehingga pemindahannya menjadi sangat sulit.
Pada bulan Februari, PLTN tersebut melakukan penerbangan drone pertama ke dalam tangki penahan utama untuk menyelidiki puing-puing yang meleleh dan memeriksa bagaimana bahan bakar tersebut awalnya jatuh dari inti reaktor. Tetapi rencana penjelajahan hari kedua dibatalkan karena robot transmisi data mengalami kerusakan.
Masih Diselimuti Ketidakpastian
Kurangnya data, teknologi, dan rencana untuk menangani bahan bakar yang meleleh dan limbah nuklir lainnya membuat sulit untuk dipahami apa yang akan terjadi pada PLTN dan daerah sekitarnya setelah pembersihan selesai, menurut kepala perusahaan dekomisioning TEPCO, Akira Ono seperti dilaporkan AP.
Menurut para ahli, jadwal yang terlalu ambisius dapat mengakibatkan paparan radiasi yang tidak perlu bagi pekerja PLTN dan kerusakan lingkungan yang berlebihan.
Pemerintah Jepang mempertahankan target awal untuk menyelesaikan dekomisioning PLTN Fukushima Daiichi pada tahun 2051. Namun, detail mengenai proses ini masih belum jelas.
Dampak bencana Fukushima masih terasa hingga hari ini. Sekitar 20.000 orang masih belum bisa kembali ke rumah mereka. Upaya dekontaminasi telah membuka kembali beberapa zona terlarang, namun kekhawatiran akan radiasi masih menghantui banyak orang.