Gaza, Gatra.com - Puluhan warga sipil Palestina terbunuh secara mengenaskan akibat serangan udara atau tembakan artileri Israel selama beberapa jam terakhir di Jalur Gaza, pada Minggu (10/3). Serangan genosida Israel itu berlangsung di daerah kantong tersebut memasuki hari ke-156, sebagaimana dilaporkan warga lokal dan medis.
Wafa Palestina, Minggu (10/3) melaporkan, di provinsi Khan Yunis, Gaza selatan, sedikitnya 15 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Israel yang menargetkan tenda-tenda keluarga pengungsi di wilayah Al-Mawasi, padahal lokasi itu telah ditetapkan sebagai 'zona aman' bagi warga Palestina oleh tentara pendudukan Israel.
Serangan di wilayah Al-Mawasi bertepatan dengan pesawat tempur Israel melepaskan tembakan hebat ke kota Khan Yunis yang berdekatan.
Sementara itu, seorang warga Palestina tewas dan tiga lainnya terluka ketika pasukan pendudukan Israel menembaki sebuah kendaraan di Jalan Salah al-Din di kota Rafah, yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza.
Di wilayah tengah Jalur Gaza, sumber-sumber medis melaporkan bahwa lebih dari 37 jenazah syahid dan 118 orang yang terluka diangkut ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di kota Deir al-Balah.
Korban yang dibawa ke rumah sakit tersebut akibat dari penembakan Israel di berbagai wilayah di Jalur Gaza tengah selama beberapa jam terakhir, disertai dengan penembakan artileri terhadap rumah-rumah warga sipil.
Di Kota Gaza, di bagian utara daerah kantong tersebut, koresponden WAFA melaporkan bahwa lima warga sipil tewas, dan puluhan lainnya terluka setelah militer Israel menargetkan warga sipil yang menunggu bantuan di dekat bundaran Kuwait di lingkungan Zaytoun, barat daya Kota Gaza. Korban jiwa dan luka diangkut ke Kompleks Medis Al Shifa.
Di provinsi Gaza Utara, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan rumah keluarga Abu Nasser di proyek Beit Lahia, yang mengakibatkan terbunuhnya dan cederanya beberapa warga sipil.
Menurut otoritas kesehatan setempat, agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak awal Oktober 2023, sejauh ini telah mengakibatkan lebih dari 30.960 kematian yang dilaporkan, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, dengan tambahan 72.524 orang terluka.
Jumlah korban ini masih merupakan angka awal karena ribuan korban dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan atau tertinggal di jalanan, dan pasukan Israel menghalangi akses ambulans dan kru pertahanan sipil.