Jakarta, Gatra.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri agar bisa bangun gudang penyimpanan bahan peledak sesuai standar di Markas Komando (Mako) Brigade Mobil (Brimob) Polda Jawa Timur (Jatim). Hal ini buntut ledakan di Mako Brimob Detasemen Gegana Polda Jatim, Senin, (4/3).
"Kompolnas berharap, Polda Jatim harus benar-benar memperhatikan keselamatan dengan membangun gudang penyimpanan bahan peledak yang dibuat sesuai standar, agar tidak terjadi lagi kasus ledakan di masa mendatang," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti saat dikonfirmasi, Kamis, (7/3).
Poengky mengatakan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak itu juga harus berjarak cukup jauh dari gedung kantor maupun perumahan. Agar bila terjadi ledakan tidak menimbulkan korban. Pasalnya, ada puluhan anggota Polri menjadi korban dalam peristiwa ledakan Senin lalu.
"Kami juga berharap 10 anggota Polri yang menderita luka ringan segera sembuh dan dapat segera menjalankan tugasnya," ujar Poengky.
Di samping itu, Poengky mengaku telah mengirim surat klarifikasi perihal ledakan tersebut kepada Polda Jatim. Surat itu bernomor: B-60/Kompolnas/3/2024 tanggal 5 Maret 2024.
Berdasarkan pemberitaan di media massa, kata Poengky, Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto telah menyampaikan bahwa ada mortir peninggalan perang yang ditemukan masyarakat dan diserahkan ke Kepolisian. Selanjutnya, mortir tersebut akan dimusnahkan.
"Tetapi belum sempat dimusnahkan, mortir dan bahan-bahan peledak lainnya yang disimpan di gudang ternyata meledak. Ini blessing in disguise, karena tidak ada korban meninggal dunia maupun luka berat," ungkap anggota pengawas eksternal Polri itu.
Sebuah ledakan terjadi di Markas Satuan Brimob Polda Jawa Timur di Jalan Raya Gresik nomor 39 Surabaya, sekira pukul 10.19 WIB, Senin, (4/3). Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto memastikan ledakan yang berasal dari sisa-sisa temuan bahan peledak tersebut terjadi tanpa disengaja.
"Ini murni kecelakaan dari sisa bahan peledak yang tersimpan. Jadi sisa bahan peledak disimpan di sebelah kantor Den Gegana," kata Imam saat dikonfirmasi.