Jakarta, Gatra.com – Pemerintah Australia membentuk fasilitas pembiayaan investasi senilai 2 miliar dolar Australia untuk meningkatkan investasi di Asia Tenggara sebagai bagian rangkaian inisiatif ekonomi yang diumumkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia di Melbourne. Investasi dua arah Australia dengan ASEAN bernilai 307 miliar dolar Australia pada 2022.
Perdagangan dua arah dengan ASEAN mencapai 178 miliar dolar Australia pada 2022, yang merupakan 15 persen dari perdagangan Australia di mana nilai ini lebih besar dari perdagangan kami dengan Jepang dan Amerika Serikat.
Inisiatif ini memenuhi rekomendasi dari Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040, yang diluncurkan tahun lalu oleh Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk memperdalam hubungan ekonomi Australia di kawasan dan memastikan kemakmuran bersama.
“Masa depan ekonomi Australia terletak di wilayah Asia Tenggara. Saya bangga memimpin Pemerintahan yang memperkuat hubungan perdagangan dan investasi kami dengan Asia Tenggara, yang secara langsung berkontribusi pada kemakmuran ekonomi kita bersama,” ujar PM Anthony Albanese.
Menurutnya, inisiatif tersebut mewakili investasi lebih lanjut untuk masa depan kawasan dan memastikan bahwa Australia mampu bekerja sama dengan Asia Tenggara yang terus tumbuh dalam ukuran dan jangkauan ekonomi. “Ketika kawasan kita makmur, Australia juga makmur. Upaya kami secara internasional adalah untuk warga Australia: untuk pekerjaan, ekonomi, dan masyarakat kami,” tuturnya.
Berbicara di hadapan 100 CEO asal Australia dan Asia Tenggara pada KTT Khusus ASEAN-Australia, Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese meluncurkan sebuah paket inisiatif terfokus yang mewakili fase selanjutnya dari respons Pemerintah terhadap rekomendasi pada Strategi Ekonomi Asia Tenggara, yang meliputi:
• Fasilitas Pembiayaan Investasi Asia Tenggara (SEAIFF) senilai 2 miliar dolar Australia. Dikelola oleh Export Finance Australia, SEAIFF akan memberikan pinjaman, jaminan, ekuitas dan asuransi untuk proyek-proyek yang akan meningkatkan perdagangan dan investasi Australia di Asia Tenggara, terutama untuk mendukung transisi energi bersih dan pembangunan infrastruktur di kawasan.
• 140 juta dolar Australia selama empat tahun untuk memperpanjang Program Kemitraan untuk Infrastruktur. Program ini akan mendukung upaya untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur regional dan menarik pembiayaan infrastruktur yang lebih beragam dan berkualitas - termasuk dari Fasilitas ini. Program ini telah berjalan sejak 2021 dan telah membantu para mitra untuk mempercepat konektivitas transportasi, transisi energi bersih, dan reformasi telekomunikasi.
• Menunjuk 10 Business Champions untuk memfasilitasi hubungan komersial yang lebih luas antara Australia dan ekonomi ASEAN. Para Champion ini adalah para pemimpin bisnis senior Australia yang akan memastikan Pemerintah dan sektor swasta bekerja sama untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dua arah.
• Peluncuran 'Landing Pads' teknologi regional di Jakarta dan Ho Chi Minh City. Landing Pads yang baru ini akan memberikan dukungan di lapangan bagi bisnis Australia untuk meningkatkan ekspor layanan teknologi ke pasar Asia Tenggara, menyusul pendirian 'Landing Pad' pertama di Singapura pada tahun 2017.
• Meningkatkan akses visa untuk Asia Tenggara. Visa Pengunjung Bisnis akan diperpanjang dari tiga tahun menjadi lima tahun. Visa Frequent Traveller yang sudah berlaku selama sepuluh tahun akan diperpanjang untuk negaranegara anggota ASEAN dan Timor Leste yang memenuhi syarat.