Jakarta, Gatra.com – Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) menghelat lomba menulis bertema kedaulatan yang bisa diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Ini guna menjaring opini masyarakat akan pentingnya kedaulatan bagi kehidupan berbangsa dan bernegaran, terutama di tengah kondisi global yang tidak menentu.
Co-founder ISDS, Dwi Sasongko, mengungkapkan, konflik di Laut China Selatan bisa menjadi salah satu bukti nyata bahwa ancaman kedaulatan adalah sesuatu yang nyata. Klaim sepihak China dengan peta barunya, Sembilan Garis Putus-Putus (Nine Dash Line) ikut mengancam hak berdaulat Indonesia di Laut Natuna Utara. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, kapal patroli China sering terlihat wara wiri di perairan Natuna tersebut dan membuat nelayan Indonesia terganggu mencari nafkah.
Langkah China ini perlu diwaspadai sebagai ancaman yang serius bagi Indonesia. Pemerintah Indonesia dan TNI sudah menyadari hal tersebut. Selain pemerintah RI secara resmi telah mengirimkan berbagai nota protes ke China, TNI telah mengirimkan kapal perangnya untuk menjaga perairan Natuna.
Berangkat dari fenomena di atas, ISDS perlu mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kedaulatan bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami mengadakan lomba ini untuk mengajak masyarakat, khususnya peserta lomba menulis bisa ikut meningkatkan kesadaran tentang ancaman kedaulatan di wilayah NKRI. Karena ancaman itu ada dan nyata,” ucap Dwi dalam keterangan pers, Senin (4/3).
Dengan mengajak bersama-sama masyarakat memahami fakta ancaman tersebut, diharapkan muncul gagasan, ide, sumbangsih, atau laporan, yang bisa digunakan sebagai bahan rujukan bagi pemangku kepentingan dalam menyikapi masalah tersebut.
“Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, antara pemerintah, TNI, dan seluruh elemen masyarakat, kita akan mampu menjaga setiap jengkal wilayah berdaulat di Indonesia,” ucap Dwi.
Salah seorang juri, Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan, dinamika geopolitik di kawasan Asia Tenggara berputar di sekitar perebutan pengaruh antara Amerika Serikat (AS) dan China. Duta Besar LBBP Indonesia untuk Republik Filipina ini, mengharapkan para peserta lomba bisa menyatakan pendapatnya tentang geopolitik Indonesia dengan baik.
Agus menjelaskan melalui pendekatan teori geopolitik dapat ditinjau lebih mendalam keuntungan dan kerugian, baik dari aspek politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, perdagangan, alur perdagangan dunia, iklim, perdagangan narkoba.
“Kita harus paham gepolitik, supaya kita bisa tahu bagaimana memenangkan kompetisi antar bangsa, juga bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) periode 2016–2022 ini.
Adapun lomba penulisan kedaulatan diluncurkan pada 4 Maret dan batas waktu pengiriman pada 31 Mei 2024. Selanjutnya masa penjurian 1–23 Juni 2024 dan dijadwalkan pada 24 Juni akan ada pengumumkan pemenangnya.
Di sela-sela lomba, ISDS akan menyelenggarakan webinar tentang hasil survei yang tema besarnya tentang Kedaulatan. Materi-materi dari webinar ini bisa dijadikan rujukan untuk bahan penulisan lomba.
Adapun, lomba menulis bertema kedaulatan ini terdiri atas tiga kategori, yakni untuk masyarakat umum, akademisi, baik itu mahasiswa, dosen, peneliti, hingga TNI-Polri. Satu kategori lagi yaitu untuk wartawan.
Guna tetap menjaga kualitas dan objektivitas lomba, ISDS menghadirkan dua pakar pertahanan, yaitu Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang saat ini menjabat sebagai Dubes RI untuk Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall dan Republik Palau dan Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksyda (Purn) Prof. Dr Amarulla Octavian. Juri satu lagi dari ISDS, Co-Founder Edna C Pattisina.
Lomba menulis ini berhadiah total Rp120 juta untuk 18 pemenang berupa Macbook Air, Ipad hingga handphone. Adapun bagi peserta lomba dapat mengirimkan tulisan ke https://bit.ly/LombaISDS dimulai 4 Maret dan ditutup pada 31 Mei 2024 pukul 23.59 WIB. Info selengkapnya ada di https://www.isds.co.id/lomba/.
“Untuk lebih jelasnya, bisa diklik di laman resmi ISDS. Total hadiah yang disediakan bagi pemenang sebanyak ratusan juta rupiah dari tiga kategori,” kata Dwi.
Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) adalah kelompok studi yang fokus pada aspek strategi dan pertahanan. ISDS bertujuan untuk menyebarkan informasi pada publik terkait isu-isu seputar pertahanan dan keamanan.
ISDS membuat berbagai analisis, menyelenggarakan diskusi online dan offline, serta master class. ISDS telah bekerja sama dengan banyak institusi seperti Universitas Paramadina, Universitas Pertahanan, Universitas Indonesia, Alumni Rajaratnam School of International Studies, Singapura, dan lain-lain.