Jakarta, Gatra.com - Tiga hari belakangan Booth nomor 188 di Assembly Hall Jakarta Convention Center Senayan Jakarta itu tak pernah sepi oleh jejalan orang. Tak hanya orang Indonesia yang datang, tapi juga orang Jepang, China, Thailand, dan Myanmar.
Mereka penasaran menengok pekerja Sma-art Batik yang sedang mencanting di sana. Ada yang langsung minta nyoba membatik, ada pula yang hanya menonton lantaran baru kali pertama menengok orang membatik.
COO Sm-art Batik, Dinar Indah Lufita Sari cerita, selama pameran timnya terus memberikan edukasi batik sawit kepada orang yang datang ke Booth itu.
“Seperti apa keunggulan batik sawit itu dan gimana dia begitu ramah terhadap lingkungan, kami ceritakan,” kata mahasiswi doktoral UGM ini.
“Selain jualan, kami juga memberikan edukasi kepada pengunjung. Inila misi utama kami datang ke INACRAFT ini. Biar semakin banyak orang paham seperti apa potensi dan manfaat sawit,” CEO Sm-art Batik, Miftahudin Nur Ihsan, menimpali.
Perusahaan yang telah menjadi pioner industri batik sawit di Kota Yogyakarta ini memang sedang berada di pameran International Handicraft Trade Fair 2024 yang dibuka langsung oleh Presiden Jokowi pada 28 Februari itu.
Di sana Sm-art Batik menampilkan produk-produk batik tulis terbaiknya, yang dibikin pakai inovasi malam (lilin batik) sawit ramah lingkungan.
Malam sawit ini nongol persis setelah Sm-art Batik digandeng oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mengembangkan industri batik sawit dan pewarna alami dari komponen tanaman sawit, sejak pertengahan tahun lalu.
“Kami dalam proses mendaftarkan hak patennya,” cerita penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini.
Kepala Divisi UKMK BPDP KS, Helmi Muhansyah mengaku senang dengan edukasi yang dilakukan oleh Sm-art Batik itu.
“Saat ini edukasi menjadi sangat penting, sebab kami harus terus mengenalkan kebaikan-kebaikan sawit kepada masyarakat, baik lokal, maupun mancanegara. Melalui edukasi batik sawit ini kami berharap semakin banyak masyarakat yang paham luar biasanya potensi sawit,” ujarnya.
Abdul Aziz