Gaza, Gatra.com - Sebanyak 193 warga Palestina tewas dalam 16 pembantaian yang dilakukan pasukan pendudukan Israel selama 24 jam terakhir di Jalur Gaza. Angka ini menambah jumlah korban tewas yang terdokumentasi sejak pecahnya perang Israel, genosida menjadi 30.228, yang sebagian besar adalah warga sipil tak berdosa.
Wafa Palestina, Jumat (1/3) melaporkan, selain 193 korban jiwa, ada 920 warga Palestina lainnya terluka akibat artileri Israel, serangan udara atau tembakan penembak jitu selama 24 jam terakhir.
“Sementara jumlah korban luka yang didokumentasikan sejak awal agresi telah meningkat menjadi 71.377,” tambah sumber tersebut.
Beberapa korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalanan, sementara pasukan pendudukan terus mencegah kedatangan ambulans dan tim penyelamat. Oleh karena itu, angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Sementara itu, seorang warga Palestina tewas dan lainnya terluka Sabtu pagi ini ketika serangan udara Israel menargetkan sebuah rumah milik keluarga Abu Laila di kota Shawka, sebelah timur Rafah di Jalur Gaza selatan, tanpa peringatan sebelumnya.
Pada saat yang sama, tiga warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas dan lainnya terluka dalam penembakan artileri Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Kota Hamad, yang terletak di barat laut Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.
Tank dan buldoser Israel selanjutnya menghancurkan kota Al-Qarara di utara Khan Yunis di tengah penembakan artileri intensif terhadap kota tersebut.
Sementara itu, lima warga Palestina tewas dan tiga lainnya terluka dalam penembakan Israel terhadap sekelompok warga di kawasan Al-Maslaba sebelah timur lingkungan Zaytoun di Kota Gaza.
Pada saat yang sama, tim ambulans dan penyelamat mengambil jenazah puluhan syuhada dari keluarga Naeem, setelah penarikan pasukan Israel dari lingkungan Zaytoun di tenggara Kota Gaza.
Sebelumnya pagi ini, enam warga Palestina tewas dan lainnya terluka ketika serangan udara Israel menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Bureij di Jalur Gaza tengah.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan bahwa pasukan pendudukan Israel terus menargetkan lingkungan pemukiman, dan tim mereka berusaha memberikan bantuan medis sebanyak mungkin.
Mereka menyerukan pendirian rumah sakit lapangan dan pengiriman delegasi medis internasional karena terganggunya layanan kesehatan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.