Home Nasional Beras Langka dan Mahal, PKS: Akibat Kebijakan Bansos yang Ugal-ugalan

Beras Langka dan Mahal, PKS: Akibat Kebijakan Bansos yang Ugal-ugalan

Jakarta, Gatra.com - Kelangkaan dan kenaikan harga beras masih berlangsung hingga saat ini di pasaran. Anggota DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menilai fenomena ini bisa jadi akibat dari kebijakan bansos yang salah penerapan.

“Kondisi ini mengkhawatirkan karena dapat menurunkan daya beli masyarakat terhadap bahan pokok. Padahal sebentar lagi kita memasuki bulan suci Ramadan dan Idulfitri di mana kebutuhan akan bahan pokok meningkat,” kata Netty di Jakarta, Jumat (23/2).

Baca juga: Saat Coblosan Pemilu, Harga Beras Naik Lagi

Netty tidak sependapat dengan pemerintah yang menyebut langka dan mahalnya beras di pasaran karena perubahan cuaca yang membuat hasil panen turun.

“Alasan adanya El Nino dan gagal panen bukanlah faktor tunggal yang membuat beras menjadi langka dan mahal. Kebijakan bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan juga menjadi faktor penyebab beras langka,” tambahnya.

Menurutnya, bansos menjadi salah satu penyebab pasokan beras berkurang. “Bansos jor-joran ini tidak urgen sebagaimana zaman Covid-19. Anehnya lagi, bansos jelang pemilu kemarin lebih sering dan lebih banyak ketimbang pada masa pandemi. Pemerintah harus berani mengakui dan mengevaluasi kebijakan tersebut,” tambahnya.

Baca juga: Beras Makin Mahal, Ini Solusi yang Diharapkan IKAPPI

Maka, Netty meminta pemerintah melakukan langkah-langkah penanggulangan dengan aksi nyata daripada sibuk klarifikasi soal bansos dan kelangkaan beras. "Tanggung jawab negara untuk menyediakan bahan pangan murah dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," tegasnya.

Karenanya, ia meminta Pemerintah segera mengatasi kelangkaan dan kemahalan ini dengan cara-cara efektif, seperti operasi pasar dan kontrol distribusi. "Pastikan tidak ada kelompok yang bermain di air keruh, misalnya, adanya penimbunan guna mengeruk keuntungan," tegas Netty.

42