Kyiv, Gatra.com - Sebuah rudal Korea Utara yang ditembakkan ke Ukraina timur oleh Rusia mengandung ratusan komponen elektronik yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan tempat lainnya, menurut sebuah lembaga penelitian Inggris.

Temuan dari Conflict Armament Research menunjukkan bahwa Korea Utara dapat memperoleh komponen dari luar negeri untuk membuat senjata, menghindari sanksi PBB yang diberlakukan untuk mengekang program pengembangan rudal balistik dan nuklirnya.

Lembaga itu menganalisis puing-puing dari rudal buatan Korea Utara yang ditemukan dari kota Kharkiv, Ukraina timur pada 2 Januari dan menemukan bahwa lebih dari 290 komponen elektroniknya menggunakan merek 26 perusahaan yang berkantor pusat di Cina, Jerman, Jepang, Belanda, Singapura, Swiss, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Dari komponen-komponen tersebut, 75,5 persen terkait dengan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, 11,9 persen dengan perusahaan-perusahaan di Jerman dan 3,1 persen dengan perusahaan-perusahaan di Jepang, dengan sebagian besar diproduksi dalam tiga tahun terakhir, demikian ungkap lembaga itu.

Berdasarkan temuan tersebut, lembaga itu menyimpulkan bahwa rudal itu tidak mungkin dirakit sebelum Maret tahun lalu.

Korea Utara "telah mengembangkan jaringan akuisisi yang kuat yang mampu menghindari, tanpa terdeteksi, rezim sanksi yang telah berlaku selama hampir dua dekade," kata lembaga itu dalam laporannya seperti dilaporkan Kyodonews. Lembaga ini tidak mengungkapkan nama-nama perusahaan tersebut.