Jakarta, Gatra.com- Daewoong Pharmaceutical mempercepat penetrasinya ke pasar obat regeneratif Indonesia dimana melalui anak perusahaannya, Daewoong Biologics Indonesia telah memperoleh Lab Operational License (LOL) untuk laboratorium pemrosesan sel punca dari Kementerian Kesehatan Indonesia.
Lisensi ini memungkinkan penelitian dan produksi sel punca. Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui fasilitas ini setelah memverifikasi kemampuan perusahaan dalam hal kebersihan, keamanan, manajemen mutu, dan melakukan inspeksi langsung.
"Sebagai perusahaan Korea pertama yang memasuki pasar lokal dan mendapatkan persetujuan untuk laboratorium pemrosesan sel punca, kami tidak hanya akan melakukan pengobatan bio regeneratif namun juga penelitian dan pengembangan, serta komersialisasi pengobatan untuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan," kata Perwakilan dari Daewoong Pharmaceutical dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/2).
Baca juga: Kanker Darah Efektif Diterapi dengan Donor Sel Punca
Sel punca, yang mampu berdiferensiasi menjadi jenis sel apa pun dan dapat mereplikasi diri, sangat penting untuk meregenerasi jaringan atau organ manusia yang rusak. Dengan lisensi ini, Daewoong Pharmaceutical kini dapat menangani sel punca secara lokal, yang merupakan komponen penting dalam bisnis pengobatan regeneratifnya.
Daewoong Pharmaceutical juga mempercepat bisnis terapi sel di Indonesia dengan menargetkan pasar 13 Triliun Won. Adapun industri kesehatan di Indonesia berkembang pesat dimana pasar farmasi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 18 triliun won pada tahun 2026 dari 13 triliun won pada tahun 2022.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan populasi dan penuaan yang cepat, sehingga menyebabkan peningkatan penyakit yang tidak dapat disembuhkan seperti kanker dan penyakit degeneratif otak. "Daewoong Pharmaceutical akan memimpin pertumbuhan bersama dengan industri farmasi dan bioteknologi Indonesia, membantu Indonesia menjadi bio hub global,” jelasnya.
Baca juga: Penderita Penyakit Degeneratif Semakin Meningkat di Indonesia
Daewoong Pharmaceutical, melalui anak perusahaan lokalnya Daewoong Biologics Indonesia juga sedang membangun sistem kerja sama dengan rumah sakit dan klinik setempat untuk memajukan penelitian dalam pengobatan penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Perusahaan berencana memasuki pasar pengobatan regeneratif, terapi sel, dan estetika biomaterial dengan memproduksi dan memproses sel punca untuk digunakan di rumah sakit dan klinik.
Daewoong Biologics Indonesia didirikan untuk masuk ke pasar regeneratif lokal dan pasar estetika dengan memiliki pabrik produksi terapi sel, pabrik produksi kosmetik, dan laboratorium di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, sejak tahun 2021.
Ini adalah fasilitas yang mengintegrasikan teknologi pengembangan yang canggih mencakup semua tahap uji klinis sel punca, penelitian, dan produksi yang diadakan oleh Yongin Cell Therapy Center milik Daewoong Pharmaceutical.
Daewoong Pharmaceutical berencana untuk mentransfer teknologi pengembangan terapi sel terbaru Korea ke Daewoong Biologics Indonesia dan mencari pertumbuhan bersama dalam industri regeneratif lokal melalui kerja sama yang berkelanjutan dengan Yongin Cell Therapy Center.
Ini bukanlah kontribusi pertama Daewoong Pharmaceutical terhadap transfer teknologi dan penelitian lokal. Pada tahun 2012, Daewoong Pharmaceutical membangun pabrik biofarmasi pertama di Indonesia, memperkuat bisnis farmasi dan bioteknologi secara lokal.
Baca juga: Penelitian Lendir Tali Pusar: 'Sakti' Namun Sering Terlupakan
Dengan mendirikan pabrik biofarmasi pertama di Indonesia, Daewoong Pharmaceutical berkontribusi terhadap pengembangan industri biofarmasi lokal melalui transfer teknologi dan membangun landasan untuk beroperasi langsung dalam penelitian dan pengembangan, produksi, serta penjualan.
Khususnya, sejak tahun 2017, pengobatan anemia ‘Erythropoietin’ yang diproduksi secara lokal disetujui sebagai biosimilar pertama di Indonesia. Daewoong
Pharmaceutical juga mendapat penghargaan 'Perusahaan Biofarmasi Terbaik' oleh BPOM dan mendapat penghargaan menteri dari Kemenkes pada tahun yang sama atas kontribusinya terhadap kesehatan masyarakat Indonesia.