Jakarta, Gatra.com- PT Pupuk Indonesia (Persero) siap menyalurkan sebanyak 2 juta ton pupuk dalam rangka meningkatkan produktivitas beras nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi usai mengikuti Rapat Program Percepatan Musim Tanam bersama Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (13/2).
"Sesuai arahan Bapak Presiden, untuk mengatasi kesulitan beras, kita harus meningkatkan produksi di dalam negeri, dan salah satu faktor utama yang mendukung peningkatan produktivitas tersebut adalah pupuk. Untuk itu Pupuk Indonesia sudah menyiapkan pupuk sebanyak 2 juta ton," ujar Rahmad dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (15/2).
Baca juga: Musim Tanam Tiba, PKS Minta Pengawalan Pupuk Subsidi untuk Petani
Dari total stok 2 juta ton pupuk yang disiapkan Pupuk Indonesia tersebut terdiri dari pupuk bersubsidi dan nonsubsidi. Dengan rincian, pupuk bersubsidi sebanyak 1.375.264 ton (terdiri dari pupuk Urea sebesar 865.201 ton dan NPK 510.063 ton), serta pupuk nonsubsidi 644.914 ton (Urea 537.383 ton dan NPK 107.531 ton).
Pupuk tersebut, lanjutnya, sebagian besar sudah berada di gudang-gudang penyangga yang ada di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Dengan demikian, Pupuk Indonesia sudah siap menyalurkan langsung kepada petani sesuai dengan alokasi dan regulasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
"Dari 2 juta ton pupuk bersubsidi tersebut, sebanyak 1,1 juta ton di antaranya sudah berada di kabupaten-kabupaten. Jadi siap untuk disalurkan," tandas Rahmad.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas beras nasional, Presiden juga sudah menyetujui penambahan anggaran untuk pupuk bersubsidi di tahun 2024 sebesar Rp14 triliun. Dengan demikian total anggaran yang disiapkan untuk pupuk bersubsidi tahun ini menjadi Rp40 triliun.
"Anggaran yang sudah diberikan untuk pupuk bersubsidi tahun 2024 Rp26 triliun, sementara Rp14 triliun tambahannya sedang berproses. Arahan Bapak Presiden clear, nanti akan diberikan tambahan pupuk," ujar Rahmad.
Baca juga: Pupuk Indonesia Sebut Stok Pupuk Cukup Penuhi Kebutuhan Petani
Apabila dikonversikan, tambahnya, awalnya pupuk bersubsidi yang dialokasikan untuk 2024 sebesar 4,7 juta ton. Berikutnya volume ini akan ditambah lagi menjadi 7,5 juta ton.
Rahmad mengungkapkan, sambil menunggu proses penambahan pupuk bersubsidi, pupuk bersubsidi yang sudah dialokasikan untuk segera disalurkan pada musim tanam ini. Kebijakan ini sekaligus sebagai langkah strategis untuk mendukung suksesnya program Percepatan Tanam.
"Arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama untuk mempercepat penanaman sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua. Pupuk bersubsidi saat ini stoknya cukup, sebagian besar sudah ada di daerah, lalu Pemerintah menambah anggaran subsidi. Insya Allah tidak ada lagi persoalan pupuk yang mendasar," kata Rahmad.
Baca juga: Dorong Sektor Pertanian, Pj Bupati Klungkung Bagikan 50 Ton Pupuk Organik Gratis
Sementara untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran, Pupuk Indonesia telah melakukan digitalisasi di 27 ribu kios yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi), Pupuk Indonesia dapat memonitor penyaluran secara real time.
Selain itu, melalui digitalisasi ini petani lebih mudah dalam penebusan. Petani cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) sudah dapat melakukan penebusan. "Dengan demikian, adanya penambahan alokasi pupuk bersubsidi dan sistem penyaluran yang terdigitalisasi, Insya Allah produksi beras juga akan naik," pungkasnya.