Semarang, Gatra.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengucurkan bantuan senilai Rp30 miliar kepada para petani korban banjir di Kabupaten Demak, Kudus, dan Grobogan Jawa Tengah (Jateng).
Bantuan yang diberikan kepada petani bukan berupa uang tunai, tapi dalam bentuk bibit, pupuk gratis, dan klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyerahkan bantuan senilai Rp30 miliar secara simbolis kepada perwakilan petani di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (12/2).
Menteri Pertanian (Mentan) Amran menyatakan, petani yang memiliki asuransi akan mendapat penggantian, tanaman yang baru tanam yang terendam banjir mendapat benih, dan lahan puso mendapat bantuan benih dan pupuk.
“Untuk mempercepat panen, insya Allah kita kirim combine (alat pemanen padi) yang diserahkan kepada bupati,” katanya.
Sedang bantuan pupuk sebanyak 35 ton senilai Rp476 juta untuk petani Kabupaten Demak dan 180 ton pupuk senilai Rp2,4 miliar untuk petani di Kabupaten Grobogan.
Amran meminta pemerintah kabupaten (pemkab) Kudus, Demak, dan Grobogan yang dilanda banjir mendirikan satu posko khusus untuk menindaklanjuti dan mengawal bantuan dari pemerintah.
“Dengan begitu, bantuan-bantuan tersebut cepat sampai penerima dan tepat sasaran,” ujarnya.
Dalam kesempatan Amran dan Sekda Jateng Sumarno melakukan peninjauan di lahan pertanian terdampak banjir di Desa Ngaluran.
Menurut Sumarno total luas lahan pertanian terdampak banjir di Kabupaten Demak, Kudus, dan Grobogan mencapai sekitar 7 ribu hektare.
“Paling parah di wilayah Kabupten Demak yang mencapai lebih dari 2,8 hektare,” ujarnya.
Bupati Demak, Esti' anah mengatakan, banjir yang melanda di sejumlah kecamatan di daerahnya tidak hanya merendam pemukiman warga, tapi juga menggenangi lahan pertanian.
Luas lahan tanaman padi terdampak banjir di Kabupaten Demak sekitar 2.800 hektare, tanaman jagung 126 hektare, dan pertanian yang mengalami puso 1.400 hektare.
“Jumlah ini diperkirakan akan bertambah lantaran lahan pertanian terdampak banjir di Desa Ngaluran dan sekitarnya belum terdata,” katanya.