Jakarta, Gatra.com - Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang ahli pada bidang bioinformatika. Padahal, kemampuan ilmu tersebut kini makin penting guna meminimalisir potensi kesalahan analisis hingga kebocoran data.
Ketua Umum Asosiasi Genomik Indonesia (AGI), Ivan Rizal Sini mengatakan, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis ini kini kian bertumbuh dalam bidang keilmuannya. Sayangnya, jumlah ahli dalam bidang tersebut kini masih minim.
"Padahal kebutuhannya banyak untuk berperan dalam pengelolaan data bioinformatika di Indonesia. Kalau hanya mengandalkan saintis, informasi tersebut tidak bisa diterjemahkan saat kita menganalisis,” jelas Ivan dalam sebuah seminar yang digelar President University di Menara Batavia, Jakarta, Senin (12/2).
Bukan hanya meningkatkan daei segi kapasitas ahli, Ivan juga mendorong agar Indonesia mampu menguatkan sistem keamanan data genomik. Keamanan ini penting agar pemerintah bisa meyakinkan masyarakat bahwa data genomik mereka tidak disalahgunakan dan merugikan negara.
Seperti diketahui, data genomik tersebut dikumpulkan dalam dua biobank: biobank lokal dan biobank pusat. Untuk biobank lokal, biospesimen yang dikumpulkan dan dikelola pada umumnya berada di rumah sakit.
"Sedangkan biobank pusat, berada di Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes," tutur dia.
Sejatinya, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan telah menjamin proses keamanan dari mulai pengambilan hingga pengelolaan data biomedis. Hanya saja, Ivan memandnag pemerintah masih butuh untuk menerbitkan peraturan turunan yang merinci teknis pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan, hingga pemanfaatan data genom tersebut.
”Kita sedang menunggu regulasi turunan. Sebagau referensi kita untuk mengaplikasikan bentuk keamanan datanya. Kita harus duduk bersama untuk mengevaluasi aturan main yang paling aman,” kata Ivan.
Sementara itu, Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Amin Soebandrio menegaskan, proyek genom ini baik demi memetakan pola penyakit masyarakat.
Jika nanti pemetaan sudah dapat hadir, maka konsep kedokteran presisi lebih mudah terwujud. Imbasnya, beban biaya perawatan sejumlah penyakit kronis yang membebani negara juga bisa ditekan.
"Pendekatan ini tentu bisa meningkatkan efektivitas obat dan mengurangi dampak sampingnya. Hasilnya tentu akan lebih baik bagi masyarakat," tegas dia.