Mataram, Gatra.com – Tidak kurang dari 1.489 kepala keluarga (KK) atau 6.278 jiwa yang terdampak banjir di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Banjir terjadi pada Jumat (9/2) mulai pukul 15.30-18.00 Wita.
Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa yang diteruskan ke BPBD Provinsi NTB, ada enam kelurahan yang terdampak banjir tadi sore dan empat unit rumah hanyut.
"Tiga rumah di Kelurahan Brang Bara dan satu rumah di Samapuin,” kata Kepala Pelaksana BPBD Prov NTB, Ahmadi, dalam keterangan pers, Sabtu (10/2).
Menurutnya, berdasarkan data di Kelurahan Bugis ada sekitar 370 KK atau 1.850 jiwa yang terdampak banjir. Di Kelurahan Samapuin ada 91 KK sebanyak 463 jiwa. Di Kelurahan Samapuin ada satu unit rumah yang berada di RT 02 hanyut terbawa derasnya air sungai.
Ia menyampaikan, di Kelurahan Pekat ada 428 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 2.200 yang terdampak banjir. Di Kelurahan Brang Biji ada sekitar 86 KK dengan 344 jiwa, di Kelurahan Brang Bara ada 365 KK atau 978 jiwa.
“Di Kelurahan Brang Bara ada 12 rumah ambruk dan satu unit mobil hanyut terseret arus,” tandasnya.
Sedangkan di Kelurahan Lempeh, ada sekitar 149 KK dengan 617 jiwa. Selain banjir bandang yang terjadi di aliran sungai dari Kelurahan Samapuin hingga mulut kali Desa Labuhan Badas dengan rata-rata ketinggian sekitar 70 centimeter, ada juga beberapa titik mengalami tanah longsor.
Menurutnya, terdapat dua titik longsor yang terjadi di dua titik, yakni di dekat PDAM Semongkat dan Berang Dara yang merupakan daerah konservasi Semongkat.
Saat ini, banjir sudah mulai surut dan pemilik rumah juga mulai membersihkan sisa material yang terbawa banjir. Sejumlah pihak terkait termasuk Tagana dan para relawan segera membantu dan menyiapkan makanan siap saji bagi korban banjir.
Banjir tidak saja menerjang Kabupaten Sumbawa, namun dalam waktu bersamaan, kejadian serupa juga dialami warga Dompu. Akibat hujan deras dengan intensitas tinggi menjadi sebab terjadinya banjir saat itu yang melanda Desa Bara, Kecamatan Woja.
Meluapnya air sungai yang berdampak pada terendamnya rumah-rumah warga. Ketinggian air yang menggenangi permukiman warga berkisar 50 centimeter hingga 1 meter.
Catatan BPBD Dompu menyebutkan, 600 KK terdampak banjir. Selanjutnya, ditemukan tiga warga mengalami luka-luka dan sudah dilarikan ke puskesmas terdekat, dua unit rumah warga rusak sedang, pagar lapangan Desa Bara roboh sepanjang lebih dari 30 meter, sebuah masjid dan satu Polindes terendam lumpur yang cukup tebal.
Banjir juga terjadi di Kota Bima akibat hujan dengan intensitas tinggi cukup lama. Ini menyebabkan tiga kecamatan di Kota Bima terendam banjir.
“Banjir menerjang Kelurahan Dodu, Nungga, dan Oimbo di Kecamatan Rasanae Timur. Berikutnya, banjir melanda Kelurahan Ntobo di Kecamatan Raba, dan Kelurahan Mande di Kecamatan Mpunda juga tak luput dari bencana alam tersebut," Ahmadi menjelaskan.
Banjir tersebut merendam wilayah permukiman warga serta persawahan. Tidak ada laporan kerusakan infrastrukur dan korban jiwa. Kondisi saat ini di lokasi sudah berangsur kondusif.
Sama halnya di Kabupaten Bima saat terjadi hujan lebat disertai kilat dan petir dan angin kencang. Banjir terjadi di wilayah Sape, Lambu, Wawo, Tambora, Sanggar, Bolo, Palibelo, Ambalawi, Soromandi, Lambitu, Belo, dan Monta. Selain itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Wera dan Bolo.
Dari kejadian ini, pemerintah terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Bumi Gora, karena sebagian besar wilayah NTB terpantau telah memasuki musim hujan, dan sebagian masih berada pada masa peralihan, sehingga masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir, dan tanah longsor.