Jakarta, Gatra.com – Selain di Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Capres-Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, juga bertengger paling atas di hasil survei Timor Barat Research Center (TBRC).
Elektabilitas Prabowo-Gibran, kata Johanes Romeo, Direktur Eksekutif TBRC pada Sabtu (10/2), sebesar 42,6%. Ini merupakan hasil dari skema pertanyaan terbuka, yakni semua responden ditanyakan Capres-Cawapres mana yang akan dipilih jika pilpres digelar hari ini.
Sedangkan di posisi kedua, lanjut Johanes, adalah pasangan Capres-Cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dengan angka keterpilihan sebesar 28,1% dan paling bonton adalah Capres-Cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) sebanyak 17,4%. “[Reponden] yang tidak menjawab sebanyak 11,9%,” ujar Johanes.
Sedangkan ketika menggunakan pertanyaan tertutup dengan pertanyaan yang sama, kata dia, angka elektabilitas Prabowo-Gibran adalah 51,4%, Ganjar-Mahfud 29,1%, dan Anies-Muhaimin 18,2%. Adapun responden yang tidak menjawab sebanyak 1,3%. Dengan angka ini, Pilpres berpotensi satu putaran.
Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran ini juga akibat efek gerakan politik Joko Widodo (Jokowi) atau Jokowi effect. Sebanyak 78,9% dari 51,4% yang memilih Prabowo-Gibran, menyatakan, memilih karena faktor dari Jokowi yang mendukung Prabowo-Gibran.
Menurutnya, dukungan Jokowi kepada Prabowo-Gibran tersebut di antaranya melalui gerak tubuh dan simbol yang mengarah kepada Paslon nomor urut 02. Selebihnya, 21,1% dari 51,4% pemilih Prabowo-Gibran memilih Prabowo-Gibran karena faktor ketokohan Prabowo.
Adapun yang memilih Ganjar- Mahfud, ujar Johanes, dipengaruhi oleh strategi kampanye Ganjar-Mahfud yang banyak turun ke masyarakat bawah serta pengaruh dari koalisi parpol yang mengusung mereka.
Begitu juga dengan pasangan Anies Baswedan, tingkat keterpilihan paslon ini lebih mayoritas karena framing dari faktor ketokohan Anies Baswedan sebagai simbol perubahan. Hal survei ini tidak beda jauh hasil dengan survei yang di Lakukan TBRC pada periode 30 Desember 2023-8 Januari 2024.
Ia menyampaikan, pihaknya melakukan survei mulai tanggal 27 Januari sampai dengan 6 Februari di 480 kabupaten/kota di Indonesia, melibatkan 2.200 sampel, menggunakan metode Multistage Random Sampling, margin of error 2,05%, dan tingkat kepercayaan 95%.