Gaza, Gatra.com – Serangan militer Israel yang akan dilakukan ke wilayah Rafah di Gaza selatan, dapat menyebabkan kematian massal di antara lebih dari satu juta warga Palestina yang terjebak di sana.
“Bantuan kemanusiaan berada dalam bahaya kehancuran,” kata para pekerja bantuan dikutip Reuters, pada hari Jumat (9/2).
Israel mengancam untuk bergerak maju dari Khan Younis, kota utama di selatan Gaza, menuju ke Rafah, di mana populasinya telah meningkat lima kali lipat karena orang-orang melarikan diri akibat pemboman, juga karena perintah evakuasi, sejak Israel memulai serangannya terhadap gerakan Hamas yang berkuasa di Gaza.
Sekitar 1,5 juta orang kini terjebak di tempat penampungan yang kotor dan penuh sesak, atau di jalan di sebidang tanah yang dibatasi oleh pagar perbatasan antara Mesir dan Israel serta Laut Mediterania, serta pasukan Israel.
Para dokter dan pekerja bantuan berjuang untuk memberikan bantuan dasar dan menghentikan penyebaran penyakit.
“Perang tidak boleh dibiarkan terjadi di kamp pengungsi raksasa,” kata Jan Egeland, Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, seraya memperingatkan akan adanya “pertumpahan darah” jika operasi Israel meluas di sana.
“Permusuhan yang meluas di Rafah dapat menghancurkan respons kemanusiaan,” tambah NRC dalam sebuah pernyataan.
Reuters dalam beberapa hari terakhir memfilmkan pemakaman warga sipil yang tewas, dalam beberapa hari terakhir akibat serangan Israel.
Israel mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil dan menuduh militan Hamas bersembunyi di antara mereka, bahkan di tempat penampungan – sesuatu yang dibantah oleh Hamas.
Sebanyak 27.947 warga Palestina telah tewas dan 67.459 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
“Sekitar 107 warga Palestina tewas dan 142 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir,” tambah kementerian itu.
Seorang dokter yang meninggalkan Gaza pekan lalu menggambarkan Rafah sebagai “penjara tertutup” dengan kotoran yang mengalir melalui jalan-jalan yang begitu padat sehingga hampir tidak ada ruang bagi kendaraan medis untuk lewat.
“Jika bom yang sama yang digunakan di Khan Younis juga digunakan di Rafah, setidaknya jumlah korban akan meningkat dua kali lipat atau tiga kali lipat karena populasinya sangat padat,” kata Dr Santosh Kumar.
Badan amal pembangunan ActionAid mengatakan beberapa orang terpaksa makan rumput.
“Setiap orang di Gaza sekarang kelaparan, dan orang-orang hanya mendapat 1,5 hingga 2 liter air yang tidak aman setiap hari, untuk memenuhi semua kebutuhan mereka,” kata pernyataan tersebut.
Badan-badan kemanusiaan mengatakan mereka tidak dapat memindahkan orang ke wilayah yang lebih aman, karena pasukan Israel ditempatkan di utara, dan bantuan yang diizinkan masuk ke daerah kantong tersebut tidak cukup untuk disalurkan.
“Semua tempat penampungan kami penuh dan tidak dapat menampung lebih banyak orang lagi,” kata Juliette Touma, juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Pembantaian 13 warga Israel di Gaza
Menurut laporan otoritas kesehatan setempat di Gaza, rezim pendudukan Israel melakukan total ada 13 pembantaian terhadap keluarga sipil di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan 107 korban jiwa dan melukai 142 lainnya.
Dikutip Wafa Palestina, sumber-sumber medis lebih lanjut melaporkan bahwa beberapa korban dan orang yang terluka masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan, karena pasukan pendudukan Israel dengan sengaja menghalangi akses ambulans dan kru pertahanan sipil untuk menjangkau mereka. Kejadian ini memperburuk tantangan untuk menyelamatkan para korban, dengan sumber daya yang terbatas.
Otoritas kesehatan juga mengkonfirmasi bahwa pasukan Israel dengan sengaja membunuh 340 petugas kesehatan, menahan 99 lainnya, dan menghancurkan 123 ambulans selama agresi mereka yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama 126 hari berturut-turut.
Dalam insiden terkait, seorang pemuda ditembak mati oleh penembak jitu Israel di dekat Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis. Pada saat yang sama, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di sekitar kompleks tersebut, bersamaan dengan penembakan artileri.