Jakarta, Gatra.com - Alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor membuat petisi untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia. Menurut mereka Presiden Joko Widodo mulai menyelewengkan kekuasannya demi kepentingan diri dan keluarganya. Hasilnya, ekstistensi demokrasi di Indonesia terancam.
“Cita-cita reformasi masih harus diselamatkan. Pelanggaran etika berat di Mahkamah Konstitusi, pelanggaran etika oleh ketua KPU dan anggotanya, ketidaknetralan penyelenggara negara, politisasi bansos, pengerahan aparatur desa, dan serangkaian kecurangan pemilu menjadi ancaman yang sangat serius dan berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Muhammad Afton Lubi, salah satu dari perwakilan Alumni Gontor, Rabu (7/2).
Para Alumni Gontor memutuskan untuk melawan ketidakadilan tersebut dengan menyatakan beberapa desakan kepada Jokowi melalui sebuah petisi yang bernarasikan “Petisi Alumni Gontor untuk Selamatkan Demokrasi”.
“Satu, mendesak Presiden Jokowi untuk netral dan tidak menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan anaknya dalam pemilu," ucapnya.
Dua, mendesak Bawaslu untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya sebagai garda terdepan pengawasan pemilu, jika Bawaslu sewenang-wenang dalam menjalankan tugas maka rakyat siap bergerak menjadi pengawas dan pengadil jalanan.
"Ketiga, Alumni Gontor memperingatkan kepada seluruh aparatur negara untuk menjunjung tinggi etika, moral, dan netralitas dalam pemilu 2024 agar menjadi pemilu yang adil,” ujarnya.
Menurut para Almuni Gontor, masyarakat Indonesia sampai saat ini dibuat sangat kebingungan dan marah besar atas semua kecurangan yang dilakukan oleh elite politik.
"Masarakat dibuat bingung karena kecurangan ini jelas terjadi di depan mata, namun tak ada satupun elite politik yang berani menentang dan menjegal kecurangan-kecurangan ini," ucapnya.
Selain itu, lanjut Afton, masyarakat juga dibuat marah besar karena elite politik tersebut tidak pernah memikirkan kepentingan rakyatnya, hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri demi meraup kekuasaan dan kekayaan yang lebih.
"Saking buruknya demokrasi di Indonesia, pemimpin nomor satu di Indonesia juga dengan tak punya malu, ikut melangsungkan kecurangan politik tersebut," tegasnya.
Petisi ini menambah koleksi desakan kepada Jokowi setelah beberapa instansi pendidikan juga memenyuarakan keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
Dengan desakan ini, para Alumni Gontor berharap Jokowi mendengar dan menghentikan tindaknnya yang mencederai demokrasi dan Bawaslu dapat mewujudkan pemilihan umum yang adil dan jujur berdasarkan prinsip demokrasi.
“Engkau beri kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Demi NKRI, Alumni Gontor bergerak selamatkan NKRI!” tutup perwakilan Alumni Gontor.