Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lebih baik berlangsung dalam satu putaran. Muhadjir menilai, pilpres satu putaran akan berdampak baik jika mempertimbangkan kondisi fiskal Indonesia saat ini.
“Siapapun bagi saya pemenangnya, silakan saja. Lebih bagus (pilpres) satu putaran ketimbang dua putaran,” ucap Muhadjir Effendy saat konferensi pers di Kantor Kemenko PMK di Jakarta, Rabu (7/3).
Effendy mengaku, dirinya tidak memihak siapapun dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Gagasan pilpres satu putaran ia ucapkan setelah melihat optimisme tim pemenangan ketiga pasangan calon.
“Kenapa satu putaran? Pertimbangan fiskal atau biaya. Lalu, risiko sosial. Lalu, risiko investasi. Lalu keempat, risiko makro ekonomi kita,” katanya.
Muhadjir menjelaskan, jika pilpres berlangsung dalam dua putaran, pemerintah perlu menyediakan sejumlah tambahan anggaran untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan lancar dan aman. Berdasarkan perhitungan saat ini, untuk KPU saja, Pemerintah telah menganggarkan Rp17 triliun jika terjadi putaran kedua.
“Kita tahu kalau nanti dua putaran KPU saja pemerintah sediakan anggaran sekitar Rp17 triliun. Itu keamanan sangat tergantung. Semakin gak aman semakin tinggi biayanya. Perkiraan kita bisa Rp40 triliun total,” jelas Effendy.
Sebagai persiapan menghadapi putaran kedua, anggaran beberapa kementerian sudah dikunci. Salah satunya adalah anggaran milik Kemenko PMK.
Meski demikian, ia mengaku bersyukur kondisi keamanan dan stabilitas negara saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan Pilpres 2019. Namun, ia tetap khawatir akan terjadi eskalasi situasi dan kondisi. Jika kondisi menjadi tidak kondusif, investasi pun akan terganggu.
“Jadi, saya hanya amini saja,” ucapnya lagi.