Jakarta, Gatra.com – Country Director Aizen Indonesia, Damien Ngai, mengatakan, pasar kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) di Indonesia diperkirakan tumbuh sangat signifikan, yakni mencapai US$20 miliar pada tahun 2030.
Damien di Jakarta, Rabu (7/2), menyampaikan, prediksi tersebut merupakan hasil penelitian yang dilkukan oleh Electric Mobility Ecosystem Association (AEML) dan AC Ventures.
Guna mendukung potensi dan migrasi ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan terus diupayakan pemerintah Indonesia, lanjut Damien, pihaknya menawarkan skema pendanaan baru bagi masyarakat untuk beralih ke EV.
“Aizen dengan cepat memperkenalkan layanan keuangan berbasis AI untuk memasok kredit ke pasar EV Indonesia yang sedang berkembang,” katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk memperluas ekosistem EV Indonesia dan memajukan model inovasi keuangan dengan memasok layanan keuangan penting ke basis pelanggan secara luas yang ingin beralih ke mobil dan sepeda motor listrik.
Salah satunya, kata Damien, pihaknya memperkenalkan CreditConnect untuk membantu memecahkan masalah kedua belah pihak soal pendanaan kendaraan listrik. Adapun yang menjadi persoalan, di antaranya perbankan enggan mendanai untuk kepemilikan mobil listrik yang tengah berkembang karena kurangnya pemahaman tentang merek yang akan datang.
Sedangkan bagi Aizen, kata dia, hal itu menghasilkan banyak data baru yang dapat dimanfaatkan dan dibuat penilaian dan model manajemen portofolio untuk lembaga keuangan.
“Aizen bertujuan untuk memfasilitasi kelancaran akses ke dana yang dibutuhkan. Dengan memperkenalkan layanan keuangan berbasis AI yang mempercepat pengambilan keputusan kredit di pasar EV Indonesia, Aizen ingin berkontribusi pada greener finance,” ujarnya.
Menurut hasil riset, kata dia, pengembangan ekosistem kendaraan listrik dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8% pada 2028. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik juga tentunya akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emision dan rencana konkret untuk mempercepat dekarbonisasi.
“Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik,” ujarnya.
Dengan dukungan pemerintah seperti subsidi dan kebijakan, perusahaan-perusahaan besar yang berkomitmen terhadap mandat ESG dan juga meningkatkan literasi tentang EV, Aizen optimistis 2024 akan menjadi tahun signifikan bagi pasar EV Indonesia.
Adapun yang menjadi fokus utama Aizen saat ini, kata Damien, adalah kendaraan listrik roda dua karena pihaknya yakin bahwa ini akan menjadi gelombang pertama adopsi massal di Indonesia.
Menurutnya, dengan bermitra dengan perusahaan e-mobilitas dan logistik, pihaknya berharap dapat memberikan pembiayaan yang terjangkau bagi para pengendara untuk memiliki kendaraan listrik dan meningkatkan tingkat adopsi kendaraan listrik.
“Saat ini, Aizen sudah berkerja sama dengan Grab, Gojek, dan Lazada untuk program motor listrik mereka,” katanya.
Selain itu, Aizen juga bekerja sama dengan dua mitranya di Korea yang memiliki kehadiran lokal, yakni Sunindo Kookmin Best Finance dan Woori Finance. Ketika Aizen memiliki portofolio yang lebih besar, pihaknya akan mulai menambahkan lebih banyak mitra lokal untuk menjaga aksesibilitas kredit yang kompetitif bagi semua orang.