Home Ekonomi Kemenparekraf: Film Jadi Subsektor Ekraf Paling Tumbuh Positif pada 2023

Kemenparekraf: Film Jadi Subsektor Ekraf Paling Tumbuh Positif pada 2023

Jakarta, Gatra.com – Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dessy Ruhati, mengatakan, film menjadi salah satu subsektor di bidang ekonomi kreatif (Ekraf) yang pertumbuhannya paling positif pada tahun 2023.

Sepanjang tahun lalu, kata Dessy dalam keterangan pers diterima pada Selasa (6/2), total jumlah penonton bioskop di Tanah air mencapai 55 juta orang. Sebanyak 20 judul film Indonesia memecahan rekor, masing-masing ditonton sejumlah 1 juta orang.

“Ini berarti daya tarik subsektor film ini sangat tinggi dan tentunya kita berharap tenaga kerjanya, baik di [sektor] animasi dan video terus bertumbuh,” katanya.

Kemenparekraf/Barekraf, lanjut Dessy dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” pada awal pekan ini, mengharapkan pertumbuhan subsektor film kian meningkat pada tahun 2024.

Menurutnya, dengan kian meningkatnya pertumbuhan subsektor film diharapkan semakin memberikan dampak yang lebih besar terhadap kebangkitan ekonomi dan peluang kerja serta menarik minat lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Adapun kondisi makro di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2023, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 11,7 juta atau naik 98,30% dibandingkan tahun 2022.

“Komposisi penanaman modal asing juga mengalami peningkatan, di tahun 2022 sebesar 30,39% dan di 2023 sebesar 36,7%,” ujar Dessy.

Sementara itu, Economic Adviser & Senior Economist PT Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal, mengatakan, secara sektoral industri finance masih menjadi yang paling diminati dalam ruang investasi. Namun kinerja sektor-sektor berbasis leisure tidak bisa dihilangkan begitu saja, termasuk salah satunya kinerja saham MD Pictures (IDX: Film).

“Ada beberapa peristiwa yang mungkin membuat [tren] dia [film] turun, tapi kalau kita tarik tren line-nya itu ke atas terus,” kata Fithra.

Menurutnya, perkembangan masyarakat kelas menengah yang signifikan sebagai salah satu pendorong meningkatnya kinerja sektor film. Sebagai industri yang tumbuh positif, film juga memiliki peluang investasi yang besar.

Lebih lanjut Fithra menyampaikan, bukan hanya dari jumlah penonton, film juga memiliki Intellectual Property (IP) tinggi, yakni satu film nilainya ditaksir bisa mencapai Rp15 triliun.

“Nilai-nilai yang terus berputar ini adalah satu hal yang menurut saya sangat menjanjikan ke depan,” ujarnya.

Kalau berbicara IP secara keseluruhan dari subsektor film, ini mengenai potensi Rp130 triliun dan juga mengenai penciptaan 400 ribu sampai 500 ribu tenaga kerja.

“Jadi kalau kita bicara masa depan industri kreatif Indonesia, adalah konten kreatif atau content creation,” kata Fithra.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong agar lebih banyak emiten dari pelaku ekonomi kreatif Indonesia, khususnya di sektor film menjadi emiten di lantai bursa.

“Kita harus mendorong lebih banyak lagi emiten kita di pasar modal untuk lebih mewarnai prospek investasi kita,” kata Sandiaga.

35