Gaza, Gatra.com - Setidaknya empat warga sipil tewas dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel dan penembakan artileri terhadap sebuah rumah di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, pada Senin (5/2).
Wafa Palestina melaporkan, jet tempur Israel mengebom sebuah rumah di daerah Al-Hakar di Deir Al-Balah, mengakibatkan terbunuhnya empat warga sipil dan menimbulkan banyak korban jiwa.
Di selatan Jalur Gaza, seorang warga tewas dan seorang lainnya terluka akibat peluru penembak jitu pendudukan Israel di dalam Sekolah Zahra di Khan Yunis, yang menampung puluhan pengungsi yang mencari perlindungan di dalamnya.
Serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah
Setidaknya delapan warga sipil tewas dan sejumlah warga lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di daerah Al-Zawaida di Jalur Gaza tengah, Senin (5/2).
Menurut sumber medis dan lokal, tim ambulans dan penyelamat mengevakuasi delapan jenazah warga Palestina yang tewas dalam penembakan Israel terhadap sebuah rumah di kawasan Al-Zawaida, yang sebagian besar adalah anak-anak.
Pesawat-pesawat tempur pendudukan juga secara intensif membom lingkungan Al-Rimal di Kota Gaza, di mana asap tebal terlihat keluar dari lokasi sasaran.
Pada saat yang sama, pesawat tak berawak Israel semakin melepaskan tembakan keras ke arah warga sipil di dekat Jembatan Wadi Gaza di Jalan Salah al-Din di pusat Jalur Gaza, menyebabkan banyak korban jiwa.
Setidaknya 14 warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara dan artileri Israel yang menargetkan kota Khan Yuins di Jalur Gaza selatan, menurut kompleks medis Nasser.
Sejak dimulainya agresi udara, darat dan laut pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, lebih dari 27.365 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah terbunuh dan lebih dari 66.630 lainnya terluka. Lebih dari 8.000 orang dilaporkan hilang.
Data jumlah korban di Gaza tidak lengkap karena agresi Israel yang intensif, gangguan komunikasi dan layanan internet yang berulang-ulang, kekurangan bahan bakar dan infrastruktur yang hancur, sehingga sulit untuk mendokumentasikan jumlah korban jiwa.