Home Gaya Hidup Akademisi Ingatkan Masyarakat Waspada Baca Informasi di Media Sosial

Akademisi Ingatkan Masyarakat Waspada Baca Informasi di Media Sosial

Jakarta, Gatra.com - Upaya menghindari hoaks di media sosial terus digaungkan berbagai pihak. Akademisi Unika Atmajaya, Yanto, mengatakan, berita hoaks bisa menimbulkan perpecahan, terutama di tahun politik sehingga seluruh pihak harus memperhatikan informasi yang diterima.

"Ini menjadi concern kita bersama karena ini tahun pemilu, pemilihan serentak. Banyak sekali kasus kriminal terkait berita hoaks," ujarnya dalam diskusi 'Jangan Terjebak Hoaks di Mediao Sosial yang digelar secara daring, Ahad (4/2).

Berdasarkan data Kemenko PMK, sekitar 47% keadaban digital disumbangkan oleh hoaks dan penipuan. Lalu 27%, merupakan ujaran kebencian. Data Kominfo turut mengatakan bahwa 42% masyarakat masih percaya berita hoaks. Ini menjadi kekhawatiran yang harus disadari bersama.

Media sosial menjadi salah satu tempat terbanyak beredarnya berita hoaks. Ia menuturkan bahwa manipulasi foto, video, serta tulisan yang digabungkan ini menjadi konsumsi masyarakat.

"Kalau sebelumnya banyak tulisan, setidaknya setahun terakhir semakin banyak video hoaks yang beredar, yang secara teknologi juga semakin sulit dipantau," katanya.

Karakter media sosial yang mudah menyebarkan informasi membuat berita hoaks juga semakin mudah tersebar. Orang yang mengakses internet menjadi sasaran terbesar dari penyebar informasi palsu ini.

Banyaknya berita bohong atau berita palsu yang beredar ini bisa mengaburkan kenyataan yang sebenarnya. Rekayasa informasi yang dilakukan dengan sengaja ini, membuat masyarakat atau pembaca bisa mendapat pemahaman yang salah.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mengecek kembali informasi yang dikonsumsi melalui berbagai sumber. Baik tua maupun muda, jangan mudah percaya pada suatu informasi yang ada.

"Ciri-ciri berita hoaks itu sumber berita tidak jelas, provokatif, isi berita yang dipotong, potongan-potongan yang diedit, memaksa membagikan informasi. Jangan sampai jadi merugikan diri sendiri dan orang lain," ujarnya.

25