Pekanbaru, Gatra.com - Peristiwa memalukan dipertontonkan oleh Bupati Rokan Hilir (Rohil) Afrizal Sintong dan wakilnya Sulaiman di depan umum menjadi perhatian berbagai pihak.
Pengamat Kebijakan Publik, M. Rawa El Amadi juga menyoroti kejadian ini. Menurutnya, perilaku yang dipertontonkan Bupati dan Wabup Rohil pada acara pelantikan Pjs Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Pekaitan, Rohil, Kamis (1/2) kemarin tidak patut sebagai pejabat publik.
"Menurut saya, ini pelanggaran etika yang serius. Mereka terlibat dalam perkelahian terbuka. Melihat itu publik jadi khawatir, bahwa benar pemimpin kita di daerah krisis etika," kata Rawa, Jumat (2/2).
Baca juga: Memalukan, Bupati dan Wabup Rohil Nyaris Baku Hantam di Muka Umum
Ia menyebut, perkelahian antara Bupati dan Wakil Bupati Rohil sangat tidak pantas. Mereka bertindak seperti preman pasar. Ini jelas mencoreng citra kepala daerah sebagai pemimpin, dan meninggalkan citra buruk ke daerah dan masyarakat dalam sudut pandang sosial.
"Bagaimana bisa seorang Bupati dan Wakil Bupati, pejabat publik yang seharusnya jadi contoh dan berperan dalam mengayomi masyarakat justru berkelahi di muka umum? Ini sungguh merugikan," tutur Dosen Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau ini.
Menurut Rawa, seharusnya pejabat tinggi seperti Bupati dan Wakil Bupati dapat menyelesaikan persoalan mereka dengan kepala dingin di meja kerja. Dari insiden ini, ia menilai perlu adanya tindakan tegas dari pihak berwenang serta klarifikasi penyebab keduanya tidak akur.
"Kejadian ini juga menjadi langkah untuk merefleksi perlunya pengembangan etika kepemimpinan bagi pejabat publik, agar kepercayaan masyarakat dapat dipertahankan," tegasnya.