Jakarta, Gatra.com - Pakar Hukum, Suparman Marzuki, memberikan kritik keras atas pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Presiden boleh berkampanye dalam Pemilu.
Mantan Ketua Komisi Yudisial itu menyebut, pernyataan yang dilontarkan oleh Jokowi terhitung naif. Bahkan ia pun kaget, seorang Presiden dari 270 juta penduduk di sebuah negara yang akan melakukan suksesi kepemimpinan, mengeluarkan pernyataan yang tidak lazim.
"Jokowi itu bukan hanya kepala pemerintahan, tapi juga kepala negara. Itu yang dia lupa," tegas Suparman dalam keterangannya kepada awak media, baru-baru ini.
Menurut Suparman, ketidak laziman pernyataan Jokowi dapat ditelaah dari perspektif etika berbangsa, etika bernegara dan etika bermasyarakat. Pernyataan ini juga memperlihatkan ketidak konsistenan Presiden Jokowi.
Masih segar dalam ingatan publik, ketika beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengingatkan para kepala desa dan kepala daerah untuk menjaga netralitas.
“Namun, ucapan Presiden itu dilanggar oleh dirinya sendiri,” tegas dia.
Atas pernyataan itu pula, Suparman melihat bahwa kini orang-orang di sekitar Presiden seolah tengah menjadi 'pemadam kebakaran’.
Dimana tugas mereka hanya memadamkan pernyataan keliru yang diucapkan baik oleh Jokowi maupun oleh Cawapres Nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
"Mereka memadamkan 'kebakaran' akibat ucapan Gibran, memadamkan 'kebakaran' akibat ucapan Presiden soal boleh kampanye," tutur Suparman.