Jakarta, Gatra.com - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp55,1 triliun pada 2023. Nilai tersebut tumbuh sebesar 33,7% secara year on year (YoY) dibanding dengan capaian pada 2022 lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023. Menurutnya, perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri didirikan 25 tahun lalu.
“Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian,” kata Darmawan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/1).
Hal ini lanjut Darmawan, diselaraskan Bank Mandiri dengan strategi yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Terbukti, sepanjang 2023 Bank Mandiri mampu meningkatkan pertumbuhan volume bisnis pada seluruh segmen dan memperkuat efisiensi perseroan.
Terlihat dari total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp2.174,2 triliun di akhir 2023. Nilai itu naik sebesar 9,12% YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.992,5 triliun.
Kemudian, per akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara YoY ke level 1,02%. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384%.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78% YoY menjadi Rp1.577 triliun di tahun 2023. Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7,05% secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7,92% YoY menjadi Rp585 triliun dan tabungan yang meningkat 6,19% YoY menjadi Rp587 triliun.
“Kinerja keuangan Bank Mandiri sepanjang tahun 2023 menunjukkan momentum yang baik dan on track serta diikuti dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang matang, terlihat dari kualitas aset yang terus mengalami perbaikan. Kami optimis di 2024 ruang pertumbuhan kinerja masih terbuka, ”imbuh Darmawan.