Jakarta, Gatra.com - Peningkatan literasi digital dinilai menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas, integritas, dan perdamaian dalam pelaksanaan proses demokrasi di prosesi Pemilu 2024. Oleh karenanya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun menggandeng ISHARI NU untuk menciptakan ruang digital yang damai.
Praktisi Literasi Digital Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU), Abdul Rahman Saleh Fauzi memandang, literasi digital menjadi penting diberikan agar masyarakat memiliki kemampuan untuk memilah informasi yang benar dan relevan di tengah derasnya arus informasi yang beredar di ruang digital.
“Literasi digital membantu meredam potensi konflik dengan membantu masyarakat mengidentifikasi dan menanggapi informasi provokatif,” kata Abdul dalam keterangan tertulis, Selasa (30/1).
Abdul menambahkan bahwa pemahaman literasi digital yang baik memungkinkan komunikasi efektif, mengurangi potensi konflik, dan menciptakan suasana damai saat Pemilu 2024 yang akan datang, sehingga kesadaran masyarakat mengenai penggunaan teknologi komunikasi juga harus ditingkatkan.
Selain itu, Abdul juga menjelaskan Bagaimana literasi digital dapat membantu masyarakat dalam memahami dan memilih kandidat dengan lebih cerdas.
“Literasi digital memungkinkan masyarakat untuk melakukan penelusuran informasi yang lebih mendalam mengenai rekam jejak dan program kandidat. Ini membantu mereka membuat keputusan yang lebih cerdas dan berdasarkan fakta.” jelasnya.
Dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulung Agung (UIN SATU), Seli Muna Ardiani menambahkan, literasi digital juga sekaligus dapat menanamkan etika dalam dunia digital menuju Pemilu damai.
“Media sosial memiliki peran kunci dalam membentuk opini masyarakat terkait pemilu, oleh karena itu literasi digital diperlukan untuk menyaring informasi dan menghindari pengaruh berbahaya dari konten yang tidak valid,” papar Seli.