Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Pembina Barisan Pemuda Bersama Gibran (BAPER), Muhammad Lutfi Setiabudi, mengatakan bila argumen calon presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, terkait kemandirian ekonomi Indonesia merupakan suatu hal yang realistis untuk diwujudkan.
“Memang ada sejumlah tantangan menuju kemandirian ekonomi seperti Indonesia yang masih harus melakukan pemerataan infrastruktur hingga tergantung pada ekspor komoditas tertentu seperti minyak, gas alam, dan produk pertanian,” ujar Lutfi dalam keterangannya Selasa (30/1/2024).
Namun, kata Lutfi, di tengah sejumlah tantangan tersebut, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP hadir untuk mengajak generasi muda, baik milenial maupun Generasi Z menjawab tantangan yang ada.
Sebab, menurut Lutfi, ada sejumlah langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia, misalnya diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor industri bernilai tambah, seperti manufaktur, teknologi, dan jasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu saja.
Lutfi berpandangan bahwa Indonesia harus mengembangkan ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital untuk menciptakan ekonomi baru. Sebab, menurutnya, inovasi teknologi saat ini telah memungkinkan semua profesi baik itu petani, nelayan, perajin, pekerja pabrik, hingga pengusaha UMKM untuk menjalankan pekerjaannya secara lebih smart dan lebih produktif.
"Ini adalah kesempatan besar dan harus terus dimanfaatkan agar ekonomi rakyat semakin pesat dan meningkat," tegas Lutfi.
Selain itu, menurut Lutfi, keberhasilan kemandirian ekonomi juga memerlukan infrastruktur yang memadai. Percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, pelabuhan, dan listrik, akan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi kunci.
Lebih lanjut, Lutfi mengatakan bahwa gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP juga harus paham bila kemandirian ekonomi mencakup kemampuan untuk memproduksi dan mengembangkan teknologi. Hal tersebut perlu menjadi perhatian karena Indonesia masih sangat bergantung pada impor teknologi tinggi, sehingga pengembangan sumber daya manusia dan industri teknologi nasional sangat penting.
"Karenanya, investasi dalam riset dan inovasi menjadi kunci untuk mengembangkan industri-industri berbasis pengetahuan. Perlu adanya dorongan untuk penelitian dan pengembangan dalam berbagai sektor," jelas Lutfi.
Tak hanya itu, menurut Lutfi, investasi dalam pendidikan dan pelatihan juga berguna untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu bersaing dalam pasar kerja global. Sebab milenial dan Generasi Z adalah kunci keberhasilan Indonesia di masa depan dan karenanya fokus pengembangan generasi muda menjadi krusial.
Khusus untuk anak muda yang ingin berusaha, Gibran Rakabuming Raka menjanjikan sejumlah dukungan, salah satunya adalah 'Kredit Startup Milenial' yang akan menjadi salah satu solusi pemodalan bagi anak muda masa kini. "Dengan begitu, Indonesia akan memiliki barisan generasi muda yang siap menjawab tantangan zaman sekaligus mendorong investasi dalam berbagai sektor ekonomi," katanya.
Selain itu, Lutfi mengatakan bahwa hilirisasi menjadi kebijakan yang patut didukung. Berkaca pada data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor hilirisasi sepanjang Januari hingga September 2023 sudah mencapai Rp 266 triliun.
Hilirisasi pun sudah memberikan kontribusi besar pada pendapatan negara. Jika pada tahun 2014 sampai 2015 Indonesia hanya menghasilkan kurang lebih Rp31 triliun dari ekspor bahan mentah, setelah hilirisasi angka tersebut melonjak menjadi Rp510 triliun.
Tak hanya itu, menurut Gibran Rakabuming Raka, hilirisasi sangatlah berguna, bukan hanya untuk meningkatkan nilai tambah bagi suatu produk, namun juga menciptakan lapangan kerja hingga 19 juta lapangan kerja dalam 5 tahun ke depan. Dan ini bisa menjadi peluang khususnya untuk generasi Milenial, Gen Z, perempuan, dan disabilitas.
"Bayangkan bila semua sektor sudah di hilirisasi, BAPER siap menjadi bagian dari sukses ekonomi mandiri dan mendukung semua program yang berujung kepada terciptanya ruang kerja bagi para pemuda yang memiliki talenta untuk menjadi entrepreneur Indonesia di masa depan.” pungkas Lutfi.