Jakarta, Gatra.com - Ekonom senior Faisal Basri meragukan besaran target fantastis pasangan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meningkatkan tax ratio hingga 23%. Dia menilai target itu bisa membuat pengusaha kabur ke luar negeri.
"Orang-orang itu barangkali pada keluar dari Indonesia. Jadi ya enggak bisa lah terlalu fantastis gitu," ujar Faisal dalam program GASPOL! di kanal YouTube Kompas.com, dikutip Selasa (30/1).
Faisal menjelaskan, tax ratio Indonesia saat ini sebesar 9%. Sehingga, target peningkatan tax ratio sebesar 23% merupakan suatu hal yang gila.
"Prabowo-Gibran keren, tekadnya. Jadi sekarang itu tax ratio 9%, kata Gibran 23%. Itu naik gila banget ya," ujarnya.
Di sisi lain, Faisal menduga Gibran tidak memahami dengan baik visi dan misinya. Dalam dokumen, dia menyebut tax ratio 23% yang disampaikan Gibran itu gabungan dari pajak dan penerimaan bukan pajak.
"Itu pun kegedean. Karena sekarang yang bukan pajaknya 3%. 9% tambah 3% sekarang itu baru 12 persen. (Target Prabowo-Gibran) 23% . Dalam lima tahun tuh ya bisa saja kalau misalnya orang-orang pajak bayar pajaknya bener, Pak Prabowo bayar pajaknya bener, semua bayar pajaknya bener, bisa, tapi harus radikal gitu," ujarnya.
Target perpajakan pasangan Prabowo-Gibran sempat disinggung dalam debat pilpres kedua pada. Mulanya, cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menyebut bahwa target tax ratio 23% dari PDB yang dipatok Prabowo-Gibran tidak masuk akal.
Menjawab pertanyaan Mahfud, Gibran mengatakan dirinya dan Prabowo tidak akan lagi menggunakan strategi 'berburu di kebun binatang' untuk meningkatkan rasio perpajakan ini. Anak Presiden Joko Widodo ini mengatakan akan melakukan ekstensifikasi dengan cara memperbanyak pembukaan usaha, sehingga jumlah wajib pajak juga ikut bertambah.
"Kita ini tidak ingin berburu di dalam kebun binatang. Kita ingin memperluas kebun binatangnya, kita tanami binatangnya, kita gemukkan," ujar Gibran.