Karanganyar, Gatra.com- Polda Jawa Tengah mengambilalih pengungkapan kasus bentrok antara laskar ormas dengan preman yang menyebabkan seorang meninggal dunia akibat ditembak di Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu Karanganyar, Jateng. Polda Jateng bersama Polres Karanganyar akan menggelar perkara untuk memperjelas kronologinya.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan insiden penembakan anggota Brigade Umar Bin Khattab sampai korban kehilangan nyawa diatensi khusus kepolisian. Ditreskrimum Polda Jateng bersama Polres Karanganyar sedang mengumpulkan bukti serta menganalisa dari berbagai aspek.
Pihaknya akan menggelar gelar perkara untuk melihat kerangka jelas terjadinya kasus penembakan tersebut. "Bagaimana kronologi kasusnya akan kita lihat di gelar perkara. Kalau sudah jelas nanti akan kita sampaikan," kata dia saat dihubungi, Minggu (28/1).
Dalam perkara itu, polisi akan mengungkap pelaku penembakan yang menewaskan warga Banyudono Kabupaten Boyolali, Yuda Bagus Setiawan (32). Korban bersama anggota laskar Brigade Umar Bin Khattab (UBK) melakukan sweeping tempat judi sabung ayam di Desa Tohudan Kecamatan Colomadu Karanganyar pada Jumat malam (26/1). Diduga terjadi bentrok hingga mengakibatkan Yuda yang merupakan anggota ormas itu meninggal dunia.
Orang tak dikenal menembakkan senjata api ke korban yang mengenai bagian dada. Yuda meninggal dunia di lokasi kejadian. Ia sempat dibawa ke RS Bhayangkara Surakarta. Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy mengatakan belum bisa menyampaikan identitas pelaku penembakan. Namun aparat sudah mengumpulkan bukti dan saksi kejadian."Berapa jumlah saksinya yang pasti sudah banyak. Ini menjadi ekstra atensi kami," kata Kapolres.
Sementara itu jenazah Yuda sudah dimakamkan di Banyudono, Boyolali pada Sabtu sore (27/1). Ketua Brigade Umar bin Khattab, Sulistyo Budi mengatakan kronologi insiden itu. Berawal dari surat ke Polres Karanganyar yang tak direspons, akhirnya anggota ormasnya turun ke lokasi. Surat itu berisi pemberitahuan bahwa bakal ada pesta judi sabung ayam di lokasi itu. Brigade UBK berharap polisi segera membubarkannya atau menindaklanjuti informasi itu.
Namun setelah lima hari berselang, Polres Karanganyar tak segera merespons atau mengklarifikasi Brigade UBK perihal informasi itu. "Saya cantumkan nomor telepon saya di surat ke Polres itu. Tapi sampai lima hari berselang enggak ada telepon masuk," katanya.
Lantaran merasa informasinya diabaikan, laskar ormas ini mendatangi lokasi untuk membubarkan secara mandiri. Mereka mengawalinya dengan mengecek dulu ke lokasi. Mereka berlima puluh orang menuju ke lokasi. Namun hanya 20-30 orang saja yang masuk ke lokasi.
Di lokasi itu sudah menghadang sekitar 100 orang, diduga kelompok bekingan tempat judi sabung ayam. Kondisi itu membuat laskar berpikir rencana kedatangannya bocor. Akhirnya bentrok pecah. Terdengar pula beberapa kali suara tembakan senjata api.
"Setelah ramai-ramai, ada suara tembakan sekitar delapan kali, dor dor dor! Kami lari, akan tetapi ada salah satu anggota kami, Mas Kipli, yang tertembak kakinya, dua kali. Namun, proyektilnya meleset,” kata dia.
Melihat ada satu orang yang terluka, anggota Brigade Umar Bin Khattab menjauh dari lokasi dan segera membawa satu anggotanya ke klinik. Kipli diketahui menjalani rawat jalan akibat kejadian tersebut.
Selang beberapa saat, mereka menghitung anggotanya yang berangkat dan ternyata kurang satu yaitu Yuda. Sulistyo mengatakan ternyata Yudha mengalami luka tembak di sekitar dada atas atau leher bawah.
Saat ditemukan Yudha telah meninggal dunia di lokasi kejadian kemudian dievakuasi oleh petugas kepolisian dan dilakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Solo.