Jakarta, Gatra.com - Pengembangan pendidikan vokasi harus dimulai dari daerah. Hal ini didorong agar nantinya pendidikan vokasi dapat mengakomodir kekhasan atau keunggulan yang dipunyai masing-masing daerah.
Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK (Deputi 6), Warsito mengatakan, basis pengembangan pendidikan vokasi sudah sepatutnya menitikberatkan pada pelibatan pemerintah daerah.
Nantinya, produk atau kompetensi yang dikembangkan dengan kekhasan daerah ini yang akan menjadi salah satu sumbangsih dalam menjawab kepentingan pengembangan vokasi secara nasional.
“Karena dengan begitu pengembangan sekolah kejuruan maupun perguruan tinggi vokasi akan selaras dengan kebutuhan maupun potensi daerah tersebut,” kata Warsito dalam kegiatan Lokakarya dan Ekspos Kinerja Kemitraan dan Penyelarasan Pendidikan Vokasi di Jakarta, Kamis (25/1) lalu.
Selain itu, melalui Permenko PMK Nomor 5 tahun 2023, pemerintah juga telah mengamanatkan pembentukan Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV). Dengan peraturan perundangan, maka dorongan pemerintah, pemda, dan stakeholder pun hadir untuk menggodok strategi pengembangan vokasi yang menyesuaikan dengan kebutuhan daerah.
“Sehingga selaras pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi dengan potensi dan bidang pengembangan daerah,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua Komite Tetap Pendidikan Vokasi Kadin, Wisnu Wibowo pun mendorong agar pengembangan vokasi bisa terus melibatkan sektor dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Karena dengan begitu, pengembangan vokasi pun akan menjadi lebih tepat sasaran dengan sisi permintaan dan penyediaan industri.
“Dan yang terpenting penyediaan data dan informasi dalam pengambilan kebijakan. Agar integrasi pendidikan vokasi dan industri pun bisa selaras dalam hal mengembangkan sumber daya manusia,” tutur dia.
Ditambahkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, integrasi pengembangan vokasi dan industri bukan berarti bahwa pendidikan vokasi hanya sekadar mendengarkan keinginan industri. Namun, yang ditekankan adalah bagaimana pendidikan vokasi dan industri bisa berdampingan dan bahu membahu membangun pengembangan kompetensi vokasi.
“Sama-sama bagi tugas. vokasi yang mengerjakan ini, industri mengerjakan yang ini. Sehingga, kita membangun masa depan yang dibayangkan bersama,” papar dia.