Bantul, Gatra.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut besarnya jasa Siti Hediati alias Titiek Soeharto, putri Presiden ke-2 RI, Soeharto, atas suksesnya acara pembinaan penyuluh pertanian dan petani yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Rabu (24/1).
Titiek di pemilu ini maju sebagai caleg dari Partai Gerindra untuk DPR RI daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta. Titiek menjadi anggota DPR periode 2014-2019 dan Amran merupakan Mentan di periode yang sama.
Di acara yang dihadiri hampir 25 ribu penyuluh dan petani, Amran sebelum sambutan menyebut Titiek sangat berjasa besar dalam menyelenggarakan acara bertajuk ‘Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional’ itu.
“Kami hari ini khusus mengundang beliau karena sebelumnya adalah mitra kami di wakil ketua komisi IV DPR periode lalu. Setiap bertemu, beliau selalu menyebutkan Yogyakarta. Ternyata jujur saya baru tahu beliau memiliki rumah di Yogyakarta,” kata Amran.
Usai mengundang Titiek ke panggung untuk memberi sambutan, Amran memuji kinerja Presiden Soeharto yang mampu melakukan swasembada pangan pada 1984 dan mendapatkan penghargaan dari organisasi pangan dunia.
Amran menegaskan ketahanan pangan yang pernah dicapai pemerintah Joko Widodo pada 2017, 2019, dan 2020 semudah membalik telapak tangan. Menurutnya, syarat utamanya adalah tak mempersulit pupuk subsidi, memberi ruang untuk berproduksi, dan memenuhi kebutuhan petani.
“Presiden Jokowi memutuskan pengadaan pupuk hingga Rp14 triliun. Hari ini ketersediaan pupuk subsidi sebanyak 1,7 juta ton dan cadangan 2,5 juta ton. Habiskan itu dan baru minta kembali,” jelasnya.
Di atas panggung, Titiek memuji kinerja Mentan Amran yang telah menaikkan pendapatan PPL dan memperlancar pupuk bersubsidi. Menurutnya, langkah-langkah ini tepat untuk mewujudkan swasembada pangan kembali.
“Insya Allah kerja keras bersama sukses swasembada pangan. Mohon doa dari panjenengan (anda) karena saya nyaleg dari Dapil DIY. Jika terpilih saya akan duduk di Komisi IV seperti dulu saya lakukan dan akan sering bertemu petani serta nelayan,” janjinya.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bantul, Didik Joko Nugroho, yang turut memantau acara menegaskan terjadi pelanggaran. Pelanggaran berupa kegiatan yang seharusnya kegiatan pemerintah diisi kampanye salah satu peserta pemilu.
“Satu caleg diberikan waktu memberi sambutan. Sebelumnya kami sudah mengimbau tertulis, di mana substansi kegiatan ini tidak disalahgunakan untuk kampanye. Kami akan lakukan kajian mengenai pelanggaran ini,” tegas Didik.