Jakarta, Gatra.com- Calon wakil presiden (Cawapres) nomor Urut dua, Gibran Rakabuming Raka kembali diterpa isu miring. Ramai di media sosial netizen menyebut jika Gibran memakai alat bantu dengar saat debat keempat Pilpres 2024. Tuduhan ini mirip dengan yang terjadi pada debat kedua.
Warganet menuduh saat Debat Gibran memakai bone conduction earphone yang ditempel di bagian leher. Alat bantu dengar ini akan merambatkan suara melalui tulang manusia masuk ke gendang telinga. Sehingga tidak perlu melalui lubang telinga, seseorang bisa mendapat pendengar dari orang lain.
Netizen mengaitkan alat bantu dengar dipakai Gibran terhubung ke Juru Bicaranya, Emil Dardak. Netizen melakukan cocoklogi jika gerak bibir Wagub Jawa Timur itu bersamaan dengan Gibran yang tengah bicara di podium.
Baca juga: Kampanye di Sritex, Gibran Diteriaki Mas Samsul
Wakil Komandan Bravo TKN Prabowo-Gibran, Cheryl Tanzil membantah tudingan tersebut. Menurutnya, debat keempat diselenggarakan bersama 2 stasiun televisi nasional yang memiliki kredibilitas.
"Jadi saya rasa kalau ada tudingan-tudingan seperti itu berarti tudingan itu juga berarti mengarah kepada 2 penyelenggara TV sebagai TV tidak netral," kata Cheryl dikutip Rabu (24/1). Baca juga: Bayern Munchen Tumbang di Kandang, Menyerah Kejar Leverkusen?
Cheryl meminta kepada pihak-pihak yang melontarkan tuduhan semacam ini untuk membubuhi bukti yang kuat. Tidak sebatas asumsi semata. Bahkan saat tuduhan serupa dilontarkan usai debat kedua pun tidak terbukti.
"Silakan saja menuduh, tapi buktinya apa? Karena isu seperti ini kan sudah berlangsung dari debat kedua yang dulu dibilang mic ada 3 lah, padahal mic-nya itu enggak nyambung ke kuping, tapi nyambungnya ke mulut gitu ya dan sudah diklarifikasi juga," jelasnya.
Baca juga: Emak-Emak Dukung Prabowo-Gibran, Berharap Dapat Tingkatkan Lapangan Kerja dan Pendidikan
Ia meminta untuk lebih cerdas berkomentar. "Ayolah kita jadi orang yang lebih cerdas, jadi kalau misalnya mau nuduh itu ya lebih pintar lah. Karena gini, di situ juga ada pak Mahfud seorang profesor ada Cak Imin juga politisi senior, kalau dia melihat ada potensi kecurangan dari lawan ya nggak mungkin nggak protes juga detik itu kan," pungkas Cheryl.