Home Pendidikan Talenta Digital Masih Minim, Kampus Dorong Kerjasama Tumbuhkan SDM Digital

Talenta Digital Masih Minim, Kampus Dorong Kerjasama Tumbuhkan SDM Digital

Jakarta, Gatra.com - Meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang digital mendorong perguruan tinggi untuk bisa melahrikan talenta-talenta digital. Atas dasar itulah, Universitas Borobudur Jakarta dan Parallaxnet menjalin kerja sama dalam pengintegrasian pembelajaran digital.

Rektor Universitas Borobudur Jakarta, Bambang Bernanthos mengatakan, saat ini talenta digital Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan kebutuhannya di lapangan. Sehingga, upaya menyiapkan tenaga digital di Indonesia pun saat ini menjadi target yang pihaknya kejar.

“Mengingat ketertinggalan itu, dengan tujuan melahirkan talenta-talenta digital yang memiliki daya saing global adalah sesuatu yang harus dikejar,” kata Bambang dalam keterangannya, selasa (23/1).

Bambang pun berharap kerja sama ini akan mampu menciptakan kualitas mahasiswa dan lulusan Universitas Borobudur memiliki kompetensi yang siap bersaing dan siap diserap di dunia industri dalam dan luar negeri.

“Kerja sama ini menjadi salah satu langkah strategis mendukung pola pembelajaran dengan sistem daring dan mengenalkan mahasiswa pada ekosistem digital,” beber dia.

Sementara itu, CEO Parallaxnet Mazhar Durani menyampaikan, pihaknya berkomitmen membangun talenta digital Indonesia berdaya saing global. Ia yakin dalam empat dan lima tahun ke depan, wajah Indonesia dalam bidang digital akan sangat berubah di mana saat ini masih memerlukan 9 juta tenaga digital per tahun.

"Dengan pembelajaran ini diharapkan akan tercipta 9 sampai 10 juta digital talent yang dapat mengisi kekosongan digital talent di Indonesia," tegas Mazhar.

Mazhar menyampaikan Indonesia dengan jumlah penduduk besar seharunys sudah dapat ikut berkiprah menyumbangkan tenaga dalam gig economy dunia yang saat ini masih didominasi talenta digital India dan Filipina.

Gig economy adalah adalah sistem ekonomi yang bergantung pada tenaga kerja sementara atau paruh waktu. Dalam gig economy, pekerjaan dikerjakan dalam waktu singkat atau berupa proyek singkat.

Senada, Direktur Co Founder Parralaxnet, Dewi Setiawati Said, juga optimis program yang diusung pihaknya sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan SDM Indonesia bidang digital menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Kami berharap anak-anak Indonesia yang saat ini tercatat 44 juta di tingkat sekolah menengah atas dan 9 juta di universitas, dapat diberikan akses ke dalam Virtual machine untuk dapat belajar mengenai cloud computing, cyber security, data analyst, game developer, dan lainnya. sesuai kebutuhan Industri," ungkap Dewi.

61