Jakarta, Gatra.com – KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 (KRI RJW-992) pada hari jadinya yang pertama melakukan misi perdamaian dalam Satgas Port Visit Mesir 2024. Kapal perang ini berlayar mulai Kamis (18/1), membahwa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik di Gaza, Palestina.
Pelayaran misi perdamaian tersebut akan menempuh rute Jakarta–Belawan–Al Arish–Jeddah– Batam dan kembali ke Jakarta. Total waktu dari pelayaran hingga kembali lagi ke Tanah Air ditargetkan sekitar 52 hari.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, dalam keterangan pers dikutip pada Senin (22/1), menyampaikan, seluruh prajurit Jalasena yang tengah menjalankan misi perdamaian untuk memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang diamanahkan.
“Dengan pengabdian tulus dan ikhlas guna mencapai kejayaan Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe,” ujarnya.
Adapun bantuan yang diangkut kapal perang KRI RJW-992 tersebut merupakan hasil sumbangan berbagai lapisan rakyat Indonesia. Pelepasan misi perdamaian tersebut dilakukan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto didampingi KASAL Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dari Dermaga Kolinlamil Jakarta Utara.
Pengumpulan bantuan dari masyarakat Indonesia dilakukan oleh TNI AL sejak November 2023 lalu yang terpusat di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta dan Komando Armada (Koarmada) II Surabaya.
KASAL Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa TNI AL berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang diamanahkan, terutama agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia maupun Internasional, seperti dalam hal ini memberikan bantuan kemanusiaan untuk saudara kita di jalur Gaza, Palestina.
Ratusan ton bahan bantuan kemanusiaan tersebut terdiri dari popok sekali pakai sebanyak 532 karung, pakaian anak-anak 600 karung, pakaian dewasa 700 karung dan 500 boks, susu 800 kardus, biskuit 650 dus, air mineral 1.254 galon, air mineral 1.700 kardus, obat-obatan 460 kardus, selimut 450 karung, jaket 450 karung, dan mi instan 470 kardus.
Bantun tersebut seluruhnya diberangkatkan menuju Pelabuhan Al Arish di Mesir untuk kemudian disalurkan kepada korban konflik Gaza oleh otoritas yang berwenang seperti Egypt Red Crescent (Bulan Sabit Merah Mesir).
Warga Gaza telah beberapa lama mengalami krisis air bersih, terutama untuk konsumsi sehari-hari. Di antara bantuan kemanusiaan tersebut, di antaranya dari Le Minerale berupa air mineral ribuan karton dan galon untuk para korban konflik Gaza.
Krisis air bersih menggerakkan Le Minerale untuk meringankan kondisi masyarakat Palestina, khususnya di Gaza agar warga mendapatkan air minum layak konsumsi.
Bantuan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Le Minerale terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan sosial. Le Minerale mendukung berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk Palestina.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Arif Fakhrudin, menilai, bantuan dari Le Minerale untuk warga Gaza tersebut merupakan bentuk nyata mendukung sikap pemerintah Indonesia.
“Itu artinya tidak hanya statement tapi konkret ada affirmative action. Menjadi suatu kebanggaan bagi produk nasional kita, Le Minerale memiliki komitmen yang kuat,” ujarnya.
Menurut dia, ini tidak hanya sebatas pada pernyataan sikap dan bentuk empati tapi mendukung secara nyata dan sejalan dengan kebijakan luar negeri pemerintah Indonesia, yaitu membantu warga Palestina.
“Ini juga in-line dengan ajakan Majelis Ulama Indonesia untuk bersolidaritas membantu rakyat Palestina, mengecam segala bentuk penjajahan, invasi dan genosida. Artinya, Le Minerale dengan imbauan MUI, amanat konstitusi dan kebijakan Negara sudah sesuai dan satu frekuensi,” katanya.