Jakarta, Gatra.com - Dalam Debat Pilpres ke empat yang menampilkan para kandidat Cawapres, yang mngangkat tema Ahad (21/01, cawapres dari pasangan capres-cawapres nomor 3, Mahfud MD menyebutkan jika ada yang salah dengan subsidi pupuk di Indonesia yang ternyata selalu naik, namun kebijakan ini tidak sesuai dengan fakta di lapangan dimana lahan pertanian semakin menciut. "Pasti ada yang salah dengan hal ini," ujar Mahfud di Jakarta Convesntion Center (JCC) Ahad malam (21/01).
Benarkah pernyataan mahfud tersebut. Berikut fakta yang ada:
- Tahun 2024 ini, Pemerintah memutuskan untuk menambahkan alokasi subsidi pupuk sebesar Rp14 triliun, atau sekitar 40 persen dari alokasi 2023 sejumlah 6,05 juta ton. Tambahan subsisi pupuk setara 2,5 juta ton ini diharapkan dapat mendorong produktivtas pertanian di masa sulit akibat kondisi cuaca yang tidak pasti.
- Penambahan alokasi, dimaksudkan untuk mengurai masalah kelangkaan pupuk petani. Studi Sutawikara (2023) menunjukkan tanpa penambahan maka alokasi subsidi sebelumnya hanya cukup untuk pengadaan 6,05 juta ton, tidak mampu memenuhi keubutuhan petani yang mencapai 7,86 juta ton.
- Perhitungan BPS menunjukkan bahwa pupuk menyumbang 9,43% dari biaya produksi padi sawah.
- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan sekitar 60.000 hektare (ha) lahan pertanian di Indonesia menyusut setiap tahunnya. Penyusutan tersebut disebabkan oleh alih fungsi lahan ke area nonpertanian.
- Alih fungsi tersebut dilakukan untuk proyek pembangunan jangka panjang seperti kompleks perumahan, pembangunan pabrik, fasilitas jalan tol hingga fasilitas umum fisik lainnya.
Selain soal pupuk subsidi, Mahfud MD juga menyoroti kegagalan proyek Food Estate yang diinisiasi pemerintahan Joko Widodo, dan kebetulan penanggungjawabnya adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Food Estate gagal dan merusak lingkungan, lata Mahfud.